Laman

Selasa, 02 Februari 2010

identifikasi dan analisis vegetasi gulma

KUMPULAN LAPORAN DASAR ILMU GULMA



LAPORAN


OLEH :
JUNITA SINAMBELA
070301054
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
7






















LABORATORIUM DASAR ILMU GULMA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
KUMPULAN LAPORAN DASAR ILMU GULMA


LAPORAN


OLEH :
JUNITA SINAMBELA
070301054
BUDIDAYA PERTANIAN – AGRONOMI
7

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
di Laboratorium Dasar Ilmu Gulma Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.

















LABORATORIUM DASAR ILMU GULMA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun judul laporan ini adalah “Identifikasi dan Analisis Vegetasi Gulma; Teknik Aplikasi Herbisida; Periode Kritis Persaingan Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Gulma Bayam (Amaranthus sp.); Kemampuan Bersaing Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Gulma Bayam (Amaranthus sp.); Weed Seed Bank Pada Lahan Yang Berbeda; dan Pengaruh Kedalaman Tanah Terhadap Pertumbuhan Gulma”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar Ilmu Gulma, Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Gulma Prof. Ir. Edison Purba, Ph.D; dan Prof. Dr. Sangli J. Damanik serta para asisten Laboratorium Ilmu Gulma yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2009
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA 1

TEKNIK APLIKASI HERBISIDA 7
PERIODE KRITIS PERSAINGAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) TERHADAP GULMA BAYAM (Amaranthus sp.) 12
KEMAMPUAN BERSAING KACANG KEDELAI (Glycine max L.) Merill) TERHADAP GULMA BAYAM (Amaranthus sp.) 17

WEED SEED BANK PADA LAHAN YANG BERBEDA 22

PENGARUH KEDALAMAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA .......................................................................... 27


IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA

Junita Sinambela/070301054
Mahasiswi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang berada pada ketinggian  25 m di atas permukaan laut. Percobaan ini bertujuan untuk mengenal spesies-spesies gulma dan melatih ketrampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi gulma golongan rumput-rumputas (grasses), berdaun lebar (broadleaf weeds), dan teki (sedges) dan menentukan gulma dominan yang terdapat di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam percobaan identifikasi dan analisa vegetasi gulma mengeidentifikasi jenis gulma yang ada dan mengetahui jenis gulma yang dominan dengan metode kuadran seluas 2 m2. Pada percobaan ini diketahui bahwa gulma yang mendominasi (NJD) tertinggi terdapat pada gulma Cyperus kyllingia sebesar 20,66% dan NJD terendah pada gulma Cyrtococcum arcroneum sebesar 0,855%

Kata kunci : identifikasi, kuadran, gulma

PENDAHULUAN
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya (Sebayang, 2005).

Gulma dari golongan monokotil pada umumnya disebut juga dengan istilah gulma berdaun sempit atau jenis gulma rumput-rumputan. Sedangkan gulma dari golongan dikotil disebut dengan istilah gulma berdaun lebar. Ada pula jenis gulma lain yang berasal dari golongan teki-tekian (atau golongan sedges) (Moenandir, 1993).

Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara ini: 1) Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium. 2) Konsultasi langsung, dengan para ahli di bidang yang bersangkutan. 3) Mencari sendiri melalui kunci identifikasi. 4) Membandingkannya dengan determinasi yang ada. 5) Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).

Teki mempunyai batang berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dantidak berongga, daun berasal dari nodia dan warna ungu tua. Gulma ini mempunyai sistem rhizoma dan umbi sangat luas. Sifat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru yang dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu (Sukman dan Yakup, 2002).

Konsepsi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Misalnya apakah ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, apakah untuk evaluasi hasil suatu pengendalian glma. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis (line intersept), untuk pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetai “tumbuh menjalar” (cpeeping) digunakan metode titik (point intercept) dan untuk suatu survei daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu, estimasi visual (visual estimation) mungkin dapat digunakan oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja/keadaan, seperti peta lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan lain sebagainya; semuanya untuk memperoleh efisiensi (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).

BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tanggal 28 Agustus 2009 dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Bahan yang diperlukan adalah spesies gulma yang tumbuh di lahan percobaan, tali plastik dan pacak untuk menandai lahan percobaan serta buku identifikasi untuk membantu proses identifikasi.
Percobaan ini menggunakan metode kuadran dengan dua belas blok. Dihitung kerapatan mutlak (KM), kerapatan nisbi (KN), frekuensi mutlak (FM), frekuensi nisbi (FN) dan nilai jumlah dominansi (NJD) dengan rumus :
KM
KN = X 100%
 KM

FM
FN = X 100%
 FM

KN + FN
NJD = X 100%
2
Keterangan :
KM = kerapatan mutlak spesies gulma dalam petak contoh
KN = % kerapatan mutlak spesies tertentu terhadap semua jenis gulma.
FM = frekuensi mutlak spesies gulma dalam petak contoh
FN = % frekuensi mutlak spesies gulma tertentu terhadap semua jenis gulma.
NJD = nilai dominansi spesies gulma.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
NO Nama Gulma Blok KM FM KN
(%) FN
(%) NJD
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ageratum conyzoides - - 3 3 - 1 1 - - - - - 8 4 0.45 4.12 2.285
2 Asystasia intrusa - 3 - 4 - - - - - 2 11 55 75 5 4.24 5.15 4.695
3 Axonopus compressus - - 78 9 20 - - 4 - - - - 111 4 6.28 4.12 5.2
4 Borreria laevis - 4 16 - - - 2 8 - - - - 30 4 1.70 4.12 2.91
5 Borreria latifolia - - - 2 - - 10 - - - - - 12 2 0.68 2.06 1.37
6 Cleome rutidosperma - - 15 - 3 2 - - - - - - 20 3 1.13 3.09 2.11
7 Commelina difffusa - - - - - - - 152 - - - - 152 1 8.60 1.03 4.815
8 Cyclosorus aridus - - - - - - - - - - 3 - 3 1 0.17 1.03 0.6
9 Cynodon dactylon - - - - - - - 9 - - - - 9 1 0.51 1.03 0.77
10 Cyrtococcum acrescens - - 32 - - - - - - 4 - - 36 2 2.04 2.06 2.05
11 Cyrtococcum arcroneum - - - - - - - 12 - - - - 12 1 0.68 1.03 0.855
12 Cyperus kyllingia - 45 302 26 23 22 52 7 7 10 6 30 530 11 29.98 11.34 20.66
13 Cyperus rotundus - - - - - - - 6 - - - - 8 2 0.45 2.06 1.255
14 Dactyloctenium aegyptium 10 4 1 - 22 - - - - - - - 37 4 2.09 4.12 3.105
15 Eleusine indica 78 8 17 1 - 2 1 - 1 - - - 108 7 6.11 7.22 6.665
16 Euphorbia hirta - - - - 2 - - - 10 - - - 12 2 0.68 2.06 1.37
17 Euphorbia prunifolia 4 - - - 2 3 - - - 14 2 7 32 6 1.81 6.19 4
18 Hyptis rhomboidea 1 2 - - 2 - 1 - - - 8 1 15 6 0.85 6.19 3.52
19 Ipomea reptans 1 - - - - - - - - - - - 1 1 0.06 1.03 0.545
20 Mimosa pudica 1 - - - - 2 - - - - - - 3 2 0.17 2.06 1.115
21 Ottochloa nodosa - - - - - 145 - - - - - - 145 1 8.20 1.03 4.615
22 Paspalum commersonii - - - 2 - - - - - - - - 2 1 0.11 1.03 0.57
23 Paspalum conjugatum - 10 - - 27 - 1 - - - - 2 40 4 2.26 4.12 3.19
24 Phyllanthus niruri - - 3 2 3 1 2 - 2 - - - 13 6 0.73 6.19 3.46
25 Setaria plicata 17 17 35 12 34 4 47 19 13 28 21 98 345 12 19.51 12.37 15.94
26 Sida rhombifolia 2 - - - - - - 1 - - - - 4 3 0.23 3.09 1.66
27 Spingelia anthelmia - - - 5 - - - - - - - - 5 1 0.28 1.03 0.655
1768 98

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa gulma yang tidak mendominasi daerah tersebut adalah Cyrtococcum arcroneum dengan NJD 0,855 % sedangkan yang mendominasi adalah Cyperus kyllingia dengan nilai NJD 20,66 %.

Pembahasan
Dari hasil percobaan diperoleh NJD tertinggi adalah Cyperus kyllingia yaitu 20,66%, sedangkan NJD terendah adalah Cyrtococcum arcroneum yaitu 0.855%. Cyperus kyllingia merupakan gulma yang pertumbuhannya cepat dan memiliki toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan literatur Sukman dan Yakup (2002) yang menyatakan teki mempunyai sistem rhizoma dan umbi sangat luas. Sifat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru yang dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu.
Pada percobaaan tersebut diketahui bahwa dalam mengidentifikasi gulma pada lahan percobaan dalam hal ini digunakan adalah mencari sendiri melalui kunci identifikas dan dilakukan konsultasi langsung dengan asisiten laboratorium dasar ilmu gulma. Hal ini sesuai dengan literatur Tjitrosoedirdjo, dkk. (1984) yang menyatakan bahwa dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi cara. Antara lain dengan mencari sendiri melalui kunci identifikasi dan konsultasi dengan para ahli di bidang bersangkutan.

KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diperoleh KM tertinggi adalah Cyperus kyllingia yaitu 530 dan KM terendah adalah Ipomea reptans yaitu 1
2. Dari hasil percobaan diperoleh KN tertinggi adalah Cyperus kyllingia yaitu 29,98% dan KN terendah adalah Phyllanthus niruri yaitu 0,73%
3. Dari hasil percobaan diperoleh NJD tertinggi adalah Cyperus kyllingia yaitu 20,66% dan NJD terendah adalah Cyrtococcum arcroneum yaitu 0,855%
4. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa gulma dominan yang terdapat pada lahan percobaan adalah Cyperus kyllingia
5. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa jenis gulma berdaun lebar lebih banyak terdapat pada lahan percobaan dibandingkan gulma kelompok teki dan rerumputan

DAFTAR PUSTAKA
Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sebayang, H. T., 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. UnitPenerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang

Sukman, Y. dan Yakup, 1995. Gulma dan Tehnik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT Gramedia, Jakarta

1 komentar:

comment please...