Laman

Selasa, 02 Februari 2010

respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap dosis dan waktu aplikasi pupuk cair lengkap

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK LENGKAP CAIR


LAPORAN


OLEH :
JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP- AGRONOMI
X








LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN LEGUMINOSAE
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK LENGKAP CAIR

LAPORAN

OLEH :
JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP- AGRONOMI
X


Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosae Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan


Disetujui oleh :
Dosen Penanggungjawab


( Ir. Hj. Sabar Ginting, MS)
NIP : 130 535 855


Diketahui Oleh : Diperiksa Oleh :
Asisten Koordinator Asisten Korektor


(Jojor Cinta Bakkara) (Sony Liston Tarigan, SP)
NIM. 040301047


LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN LEGUMINOSAE
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


RINGKASAN PERCOBAAN
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut dimulai pada bulan September 2009 sampai November 2009. Judul dari percobaan ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Lengkap Cair”.

Adapun metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan perlakuan I dosis pupuk lengkap cair, yaitu 1 cc (K1), 2 cc (K2), dan 3 cc (K3), serta perlakuan II waktu aplikasi yaitu seminggu sekali (W1) dan dua minggu sekali (W2). Parameter yang diamati pada percobaan ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang), umur berbunga (hari), jumlah polong per sampel (polong), dan bobot biji per sampel (g).

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah rataan tinggi tanaman 4 MST tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 37,16 cm dan rataan tinggi tanaman 4 MST terendah terdapa pada perlakuan K2W1, yaitu 31,92 cm. Rataan jumlah cabang 4 MST tertinggi terdapat pada perlakuan K1W2 dan K3W1 yaitu 17,80 helai dan rataan jumlah cabang 4 MST terendah terdapat pada perlakuan K1W1 yaitu 16,80. Rataan umur berbunga tertinggi terdapat pada perlakuan K3W1 yaitu 92,00 hari dan rataan umur berbunga terendah terdapa pada perlakuan K2W1 yaitu 90,00 hari. Rataan jumlah polong per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 102,20 polong dan jumlah polong per sampel terendah pada perlakuan K2W2 yaitu 61,80 polong. Rataan bobot biji per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 82,30 gram dan bobot biji per sampel terendah terdapat pada perlakuan K1W2 yaitu 66,96 gram.










RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP

Junita Sinambela lahir pada tanggal 2 April 1989 di Medan. Anak pertama dari empat bersaudara. Anak dari Bapak P. Sinambela dan Ibu N. Manurung.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
SD Negeri 050721 di Gohor Lama Tamat tahun 2001
SMP Negeri 1 di Hinai Tamat tahun 2004
SMA Negeri 1 di Stabat Tamat tahun 2007

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Departemen Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SPMB pada pilihan pertama pada tahun 2007 sampai sekarang.







KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun judul lapoaran ini adalah ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Lengkap Cair” yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosae Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Agronomi Tanaman Leguminosae Hj. Ir. Sabar Ginting, MS, Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS, dan Ir. Yaya Hasanah, MS serta kepada para asisten yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dam saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.


Medan, Desember 2009


Penulis



DAFTAR ISI
RINGKASAN PERCOBAAN i

RIWAYAT HIDUP ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Percobaan 3
Kegunaan Percobaan 3

TINJAUAN PUSTAKA 4
Botani Tanaman 4
Syarat Tumbuh 6
Iklim 6
Tanah 7
Pupuk Cair 8

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 11
Tempat dan Waktu Percobaan 11
Bahan dan Alat 11
Metode Percobaan 11

PELAKSANAAN PERCOBAAN 13
Persiapan Lahan 13
Penanaman 13
Pemeliharaan Tanaman 13
Penyiraman 13
Penyiangan 13
Aplikasi Pupuk Cair
Pengamatan Parameter 14
Tinggi Tanaman (cm) 14
Jumlah Cabang (cabang) 14
Umur Berbunga (hari) 14
Jumlah Polong per Sampel (polong) 14
Bobot Biji per Sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Hasil 15
Pembahasan 17

KESIMPULAN DAN SARAN 19
Kesimpulan 19
Saran 19

DAFTAR PUSTAKA





























DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal.

1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST 16
2. Rataan Jumlah Cabang (cabang) 4 MST 17
3. Rataan Umur Berbunga (hari) 18
4. Rataan Jumlah Polong per Sampel (polong) 19
5. Rataan Bobot Biji per Sampel (g) 20






























DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal.

1. Grafik Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST 17
2. Grafik Rataan Jumlah Cabang (cabang) 4 MST 18
3. Grafik Rataan Jumlah Polong per Sampel (polong) 19
4. Grafik Rataan Bobot Biji per Sampel (g) 20











DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal.

1. Data Tinggi Tanaman 2 MST (cm) 26
2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm) 26
3. Data Tinggi Tanaman 3 MST (cm) 27
4. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST (cm) 27
5. Data Tinggi Tanaman 4 MST (cm) 28
6. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST (cm) 28
7. Data Jumlah Cabang 4 MST (cabang) 29
8. Daftar Sidik Ragam Jumlah Cabang 4 MST (helai) 29
9. Data Umur Berbunga (hari) 30
10. Daftar Sidik Ragam Umur Berbunga (hari) 30
11. Data Jumlah Polong per Sampel (polong) 31
12. Daftar Sidik Ragam Jumlah Polong per Sampel (polong) 31
13. Data Bobot Biji per Sampel (g) 32
14. Daftar Sidik Ragam Bobot Biji per Sampel (g) 32



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), yzng sudah tersebar luas dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan tanaman yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari daerah Brazillia (Amerika Selatan). Pada waktu itu di daerah tersebut sudah terdapat lebih dari 6-17 spesies arachis. Mula-mula kacang tanah ini dibawa dan disebarkan ke benua Eropa kemudian menyebar ke benua Asia (AAK,1989).

Kacang tanah telah dibudidayakan selama lebih dari 5000 tahun, yang awalnya domestikasi di wilayah timur pegunungan Andes di barat daya Brazil, Paraguay atau Argentina Utara, tempat yang diduga sebagai pusat asal tanaman ini. Kacang tanah ditanam didaerah tropika sebagaian besar didaerah subtropika (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kacang tanah sangat penting dalam perekonomian negara. Karena produksinya mampu mengembangkan negara. India, China, dan Amerika Serikat penghasil kacang tanahterbesar. India menghasilkan 30 % dari total produksi dunia. Terkadang negara Afrika juga menghasilkan kacang tanah (Kadam, et.al, 1985).

Beberapa kultivar tumbuh baik di dataran rendah tropika “Taman-9” menunjukkan ketahanan yang baik terhadap penyakit tetapi polongnya kecil. Di gambia dan Senegal yang merupakan pusat-pusat pertanaman penting di Afrika Barat. Varietas penting di Nigeria adalah Cary Castle, Kano, Samaru, Marais. Varietas-varietas di Indonesia adalah Gajah, Benteng dan Tapir (Williams dkk, 1993).

Kacang tanah merupakan jenis kacang-kacangan yang banyak diekspor. Pada umumnya, buah kacang tanah diambil yang sudah tua. Umur kacang tanah tersebut rata-rata 110 hari dengan produksi antara 10-15 Kw/Ha buah kering. Kacang tanah banyak digunakan dalam industri baik makanan maupun bukan makanan (Hardiwiyoto dan Soehardi, 1998).

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi unsur hara. Saat ini dikenal 16 macam unsur yang diserap oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya. Ketiga belas unsur mineral tersebut sering disebut dengan unsur hara. Saat ini unsur hara dapat disediakan oleh berbagai macam pupuk yang tersedia di pasaran (Novizan, 2007).

Unsur mikro biasanya berfungsi sebagai katalisator pada berbagai proses fisiologis. Dalam banyak hal ia merupakan bagian dari brbagai macam bahan organik, yang dalam konsentrasi yang sangat kecil sangat aktif, seperti enzim, vitamin, dan hormon. Hampir semua unsur mikro merupakan bagian dari enzim, yang mempunyai peranan penting pada berbagai proses metabolisme (Rinsema, 1993).

Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair.
Kegunaan Percobaan
 Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti prakikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosae Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
 Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan




















PENDAHULUAN
Botani Tanaman
Menurut Pitojo (2005) adapun sistematika tanaman kacang tanam adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicocotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis hypogea
Spesies : Arachis hypogea L.

Perakaran kacang tanh banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m.kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak urus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai penyerap (Suprapto, 2000).

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh nenjalar dan ada yag tegak. Tinggi tanaman rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm (Pitojo, 2005).
Tipe virginia memiliki percabangan vegetatif dengan pembungaan hanya pada lateral atau poros utama pada tipe Spanyol-Valencia percabangan naik ke atas, tumbuh terlebih dahulu dan yang sudah tua terdapat silindris pada batang (Tindall, 1983).

Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setia helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daun sedikit berbulu, berfungsi sebagai penahan. Sedangkan gerakan Nyctiropic merupakan aktivitas daun sbagai pesiapan diri untuk dapat menyerap cahaya matahari sebanyak-banyaknya (AAK, 1989).

Bunga tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-5 minggu. Bunga keluar dari ketiak daun. Bentk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah-olah bertangkai berwarna putih. Ini sebenarnya bukan tangkai bunga melinkan tabung kelopak. Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukannya terjadi sebelum bunganya mekar (Suprapto, 2000).

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk seetlah terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong (Suprapto, 2000).

Warna biji kacang tanah bermacam-macam ada yang putih, merah, ungu, dan kesumba. Kacang tanah yang paling baik adalah yang berwarna kesumba (Pitojo, 2005).

Syarat Tumbuh
Iklim
Rata-rata temperatur bulanan berada pada kisaran 22-270 C selama periode pertumbuhan. Dan membutuhkan curah hujan antara 750-1250 mm/tahun untuk pertumbuhan yang optimum. Tanaman kacang tanah membutuhkan kelembaban yang relatif sedang sekitar 75-85% dan membutuhkan intensitas cahaya matahari sekitar 5-6 jam (Tindall, 1983).

Tumbuhan ini tidak begitu menuntut persyaratan tumbuh yang tinggi untuk iklim, hal ini tampak dari budidaya tanaman ini di negara dalam dan luar daerah tropik. Kadar minyak biji berasal dari kacang tanah yang dibudidayakan di daerah dingin lebih rendah daripada di daerah panas. Tumbuhan ini membutuhkan banyak air (Heyne, 1989).

Kacang tanah, merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan dapat menyumbangkan N dalam tanah. Biasanya kacang tanah tumbuh baik pada daerah yang memiliki banyak air. Biasanya kacang tanah tumbuh pada suhu antara 21,50 -280C (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Tanah
Kacang-kacangan tumbuh baik di lahan yang aerasinya baik dan mudah dikeringkan, kesuburannya sedang, serta dapat melestarikan bakteri Rhizobium dan mikoriza. Kacang-kacangan setengah kering (semi arid) dikenal dapat tumbuh pada pH di atas 8. Tanah-tanah asam dapat melestarikan kacang bogor, kecipir dan bengkuang (Maesen dan Somaatmadja, 1993).
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang bertekstur ringan, seperti tanah regosol, andosalluvial. Kacang tanah dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering yang penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah
- tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan
- tanah berdrainase dan beraerasi baik
- pH antara 6-6,5
(http://warintek.bantul.go.id, 2009).

Tumbuh baik pada ketinggian 0-500 m dpl. Struktur tanah gembur dan drainase baik, pH tanah antara 6-6,5. dalam masa pertumbuhan memerlukan cahaya matahari yang cukup. Kacang tanah dapat tumbuh pada semua jenis tanah (http://www.warintek.Ristek.go.id, 2008).

Pupuk Cair
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik cair jauh lebih sedikit dari pada yang sempat di dalam pupu buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar dari pada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan (Novizan, 2007).

Sampai saat ini sudah banyak dikembangkan pupuk organik yang berkualitas dari hasil inovasi teknologi dengan memanfaatkan limbah yang mencemari lingkungan menjadi pupuk organik lengkap dengan unsur makro dan mikro yang langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman (Kariada dan Sukadana, 2000).

Pupuk Organik cair lengkap Super mengandung 13 macam unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan hingga 77 macam unsur lainnya yang tidak terdapat pada pupuk kimia, mengingat pupuk organik Super Power mdiformulasikan dari bahan-bahan dasar alami 100% organik terbaik sehingga aman bagi tanaman, ternak maupun manusia. Komposisi unsur-unsurnya diramu begitu cermat dan tepat sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan segala jenis tanaman didukung dengan petunjuk pemakaian yang ringkas dan aplikatif. Bau khas dari pupuk organik lengkap Super Power yang tiada duanya, kepekatan istimewa sebagai penanda kandungan yang kaya serta daya larut seketika menunjukkan kematangan dan kesempurnaan sebuah formula pupuk cair hasil karya tangan-tangan ahli putra bangsa yang sulit ditemukan bandingannya (Padhu, 2009).

Sembilan Keunggulan Pupuk Organik Cair Lengkap:
1. Mampu memperbaiki kesuburan fisik tanah serta mampu memacu aktifitas mikroorganisme tanah melalui kandungan mikroba probiotik.
2. Mampu menghancurkan residu pupuk kimia yang tersisa di dalam tanah karena mengandung asam humat dan asam vulvat dari golongan fulvena.
3. Mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah berkat kandungan hormon auxin, gibreriline dan citocynine.
4. Mengandung polifenol konsentrasi tinggi sehingga mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
5. Mampu terserap dalam waktu cepat oleh tanaman karena unsur haranya sudah dalam bentuk ion.
6. Merangsang pertumbuhan akar, memperkuat akar dan bantan serta mempercepat perkecambahan biji.
7. Menyediakan semua kebutuhan unsur hara makro dan mikro lengkap bagi tanaman.
8. Mengurangi jumlah penggunaan pupuk NPK kimia (Urea, SP-36, dan KCL) sebesar 25% s/d 50%.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman antara 15% s/d 100%, kualitas rasa, warna, aroma dan daya penyimpanan sekaligus memperpanjang masa produktif tanaman yang tidak habis satu kali panen
(Padhu, 2009).

Dewasa ini pemberian pupuk mikro sudah mulai banyak dilakukan. Hal ini ditandai dengan seringnya orang memakai pupuk daun. Sebaiknya unsur makro dan mikro diberikan secara rutin agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Unsur tersebut dapat diberikan bersama pemberian pupuk, baik lewat akar maupun lewat daun (Prihmantoro, 2001).

Kalau yang disemprotkan bukan air, tetapi larutan pupuk maka tanaman akan menyerap air dan zat-zat makanan yang dibutuhkannya untuk pertumbuhan. Itulah sebabnya dikatakan penyerapan hara lewat daun lebih cepat. Keuntungan lain dari pupuk daun ialah di dalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro (Lingga dan Marsono, 2005).

Bila dalam satu pupuk mengandung unsur hara makro dan mikro maka pupuk tersebut lebih tepat dikatakan sebagai pupuk lengkap. Meskipun kandungan unsur hara pada pupuk lengkap umumnya lebih sedikit dibanding dengan unsur yang sama pada pupuk majemuk, tetapi karena kelengkapannya maka pupuk ini merupakan pupuk yang terbaik (Prihmantoro, 2001).

Penggunaan dosis yang berlebihan dapat mematikan tanaman, sedang dosis yang kurang tidak akan memberikan efek pertumbuhan tanaman seperti yang diharapkan. Dasar penentuan dosis pemupukan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu analisis tanah, analisis jaringan tanaman, percobaan pemupukan, dan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman (Marsono dan Paulus, 2001).













BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 m dpl pada bulan September hingga November 2009.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai objek percobaan, Pupuk Santamicro sebagai bahan perlakuan, dan air untuk keperluan penyiraman.

Alat yang digunakan pada percobaan adalah cangkul sebagai alat bantu pengolahan tanag, gembor sebagai alat bantu penyiraman, meteran sebagai alat pengukur tinggi tanaman, timbangan untuk menimbang berat biji, serta buku dan alat tulis sebagai alat bantu pengamatan data.

Metode Percobaan
Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial, yaitu :
1. Perlakuan Pupuk Organik Cair dengan 3 taraf :
K1 = 1 cc / Liter air
K2 = 2 cc / Liter air
K3 = 3 cc / Liter air
2. Perlakuan Waktu Pemberian dengan 2 taraf :
W1 = 1 kali 1 minggu
W2 = 1 kali 2 minggu
Sehingga didapat 6 kombinasi perlakuan, yaitu :
K1W1 K2W1 K3W1
K1W2 K2W2 K3W2
Jumlah blok : 3
Jumlah petak percobaan : 18
Jumlah benih per petak : 36 benih
Jumlah seluruh benih : 648 benih
Dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ + τi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana :
Yijk = hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-I dengan perlakuan media tanam taraf ke-j dan biji pada taraf ke-k
µ = nilai tengah
τi = respon blok ke-i
αj = respon pemberian media tanam pada taraf ke-j
βk = respon perlakuan biji pada taraf ke-k
εijk = respon interaksi media tanam pada taraf ke-j dengan perlakuan biji pada taraf ke-k


PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Lahan percobaan dibersihkan dari gulma dengan cara mengikis dan mencangkul tanah. Setelah gulma dibersihkan, dicangkul lahan percobaan sedalam  20 cm kemudian tanah dibiarkan selama satu minggu. Selanjutnya tanah dihaluskan dan diratakan, kemudian dilakukan pembuatan parit pada sekeliling lahan percobaan agar lahan percobaan terhindar dari air yang tergenang.

Penanaman
Proses penanaman diawali dengan membuat lubang tanam dengan bantuan tugal dengan jarak 30 cm x 25 cm dengan kedalaman secukupnya. Diisi setiap lubang tanam dengan kompos. Dimasukkan benih tanaman kacang tanah pada setiap lubang tanam yang kemudian ditutupi lagi dengan kompos diatasnya. Setelah selesai, lahan percobaan disiram dengan air.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari dan disesuaikan dengan keadaan cuaca.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan tangan saat gulma mulai tumbuh di media tanam.
Aplikasi Pupuk Cair
Aplikasi pupuk cair dilakukan dengan menyemprotkan pada daun tanaman. Aplikasi pupuk disesuaikan dengan perlakuan.

Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan meteran. Tinggi tanaman diukur setiap minggu setelah perkecambahan pada 2 – 4 MST.

Jumlah Cabang (cabang)
Pengukuran jumlah cabang hitung pada 4MST.

Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga dihitung dengan mengamati waktu munculnya bunga dimulai dari umur tanam tanaman sampel tersebut.

Jumlah Polong per Sampel (polong)
Penghitungan jumlah polong per sampel dihitung setelah tanaman kacang tanah dipanen. Penghitungan dilakukan dengan menghitung jumlah polong kacang per sampel.



Bobot Biji per Sampel (g)
Penghitungan bobot biji per sampel dilakukan setelah panen, dimana kelima hasil dari tanaman sampel ditimbang seluruhnya, kemudian dibagi lima, sesuai dengan jumlah tanaman sampel.

















HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil percobaan diperoleh interaksi dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.

Tinggi Tanaman (cm)
Hasil sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 2, 4 dan 6. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa interaksi dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 2, 3, dan 4 MST.
Rataan tinggi tanaman 4 MST dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST







DariT 1 diketahui bahwa rataan tinggi tanaman 4 MST tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 37,16 cm dan rataan tinggi tanaman 4 MST terendah terdapa pada perlakuan K2W1, yaitu 31,92 cm.

Grafik rataan tinggi tanaman 4 MST dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik rataan tinggi tanaman (cm) 4 MST

Jumlah Cabang (helai)
Hasil sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 8. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4 MST.
Rataan jumlah cabang 4 MST dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Rataan Jumlah Cabang 4 MST (cabang)






Dari Tabel 2 diketahui bahwa rataan jumlah cabang 4 MST tertinggi terdapat pada perlakuan K1W2 dan K3W1 yaitu 17,80 helai dan rataan jumlah cabang 4 MST terendah terdapat pada perlakuan K1W1 yaitu 16,80.



Umur Berbunga (hari)
Hasil sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa interaksi dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga.

Rataan umur berbunga dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rataan Umur Berbunga (hari)





Dari Tabel 3 diketahui bahwa rataan umur berbunga tertinggi terdapat pada perlakuan K3W1 yaitu 92,00 hari dan rataan umur berbunga terendah terdapa pada perlakuan K2W1 yaitu 90,00 hari.

Grafik rataan umur berbunga dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Grafik Rataan Umur Berbunga (hari)



Jumlah Polong per Sampel (polong)
Hasil sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 12. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa interaksi dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel.
Rataan jumlah polong per sampel dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Rataan Jumlah per Sampel (polong)






Dari Tabel 4 diketahui bahwa rataan jumlah polong per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 102,20 polong dan jumlah polong per sampel terendah pada perlakuan K2W2 yaitu 61,80 polong.

Grafik rataan jumlah polong per sampel dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Grafik Rataan Jumlah per Sampel (polong)


Bobot Biji per Sampel (g)
Hasil sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 14. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap bobot biji per sampel.

Rataan bobot biji per sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Rataan Bobot Biji per Sampel (g)





Dari Tabel 5 diketahui bahwa rataan bobot biji per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 82,30 gram dan bobot biji per sampel terendah terdapat pada perlakuan K1W2 yaitu 66,96 gram.

Grafik rataan bobot biji per sampel dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Grafik Rataan Bobot Biji per Sampel (g)



Pembahasan
Dari hasil percobaan diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 2, 3, dan 4 MST. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 37,16 cm dan terendah pada perlakuan K2W1, yaitu 31,92 cm. Hal ini terjadi karena pupuk lengkap cair mampu memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Phadu (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan pupuk organik cair lengkap antara lain mampu memperbaiki kesuburan fisik tanah serta mampu memacu aktifitas mikroorganisme tanah melalui kandungan mikroba probiotik dan mampu menghancurkan residu pupuk kimia yang tersisa di dalam tanah karena mengandung asam humat dan asam vulvat dari golongan fulvena.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang. Rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada perlakuan K1W2 dan K3W1 yaitu 17,80 helai dan terendah pada perlakuan K1W1 yaitu 16,80. Hal ini terjadi karena pupuk organik cair lengkap dapat mempercepat pertumbuhan generatif tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Phadu (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan pupuk organik cair lengkap antara lain Mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah berkat kandungan hormon auxin, gibreriline dan citocynine.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Rataan umur berbunga tertinggi terdapat pada perlakuan K3W1 yaitu 92,00 hari dan terendah pada perlakuan K2W1 yaitu 90,00 hari. Hal ini terjadi karena pupuk organik cair lengkap dapat mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Phadu (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan pupuk organik cair lengkap antara lain mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah berkat kandungan hormon auxin, gibreriline dan citocynine.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel. rataan jumlah polong per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 102,20 polong dan terendah pada perlakuan K2W2 yaitu 61,80 polong. Hal ini terjadi karena pupuk organik cair lengkap mengandung hormon auxin, giberelin dan cytocinin. Hal ini sesuai dengan literatur Phadu (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan pupuk organik cair lengkap antara lain mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah berkat kandungan hormon auxin, gibreriline dan citocynine.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa dosis dan waktu aplikasi pupuk lengkap cair tidak berpengaruh terhadap bobot biji per sampel. rataan bobot biji per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 82,30 gram dan terendah pada perlakuan K1W2 yaitu 66,96 gram. Hal ini terjadi karena pupuk organik cair lengkap mengandung hormon auxin, giberelin dan cytocinin. Hal ini sesuai dengan literatur Phadu (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan pupuk organik cair lengkap antara lain mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga dan buah berkat kandungan hormon auxin, gibreriline dan citocynine.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 37,16 cm dan terendah pada perlakuan K2W1, yaitu 31,92 cm.
2. Rataan jumlah cabang tertinggi terdapat pada perlakuan K1W2 dan K3W1 yaitu 17,80 helai dan terendah pada perlakuan K1W1 yaitu 16,80
3. Rataan umur berbunga tertinggi terdapat pada perlakuan K3W1 yaitu 92,00 hari dan terendah pada perlakuan K2W1 yaitu 90,00 hari.
4. Rataan jumlah polong per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 102,20 polong dan terendah pada perlakuan K2W2 yaitu 61,80 polong.
5. Rataan bobot biji per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan K3W2 yaitu 82,30 gram dan terendah pada perlakuan K1W2 yaitu 66,96 gram.

Saran
Disarankan untuk praktikum berikutnya menggunakan komoditi yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA
Aak. 2007. Kacang Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hardiwiyoto, S dan Soehardi, 1998. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

Heyne, K, 1989. Tumbuh Berguna Indonesia, Jilid II, terjemahan Badan Litbang Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Http://warintek.bantul.go.id, 2009. Budidaya Kacang Tanah. Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2008 (3 Pages).

Http://www.warintek.Ristek.go.id, 2009. Diakses pada tanggal 6 November 2008.

Kadam, S.S; D.K. Salunkhe; J.K. Chavan, 1985. Post Harvest Biotechnology of Food Legumes. CRC Press, Inc, Florida.

Lingga, P dan Marsono., 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Maesen and Somaatmadja, 1993. Plant Resources of South East Asia. Porsea, Bogor.

Marsono dan P. Sigit., 2001. Pupuk Akar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta.

Phadu., 2009. Pupuk Organik Cair Lengkap. Diakses dari situs http://dc-012pandhusuburpersada.blogspot.com/2009/08/pupuk-organikcair-lengkap-super-power.html. pada tanggal 01 Des 2009 4 halaman.

Pitojo, S., 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Prihmantoro, H., 2001. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rinsema, W. T., 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhratara, Jakarta.

Rinsema, W. T., 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Bhratara. Jakarta.

Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia 2, Terjemahan Ir. Catur Herison, M. Sc. ITB, Bandung.

Suprapto, H. S., 2000. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tindall, 1983. Vegetable in Tropic. The Macmillan Press. LTD, London.

Williams, C.N., J.O. Uzo., dan W.T.H. Peregrine, 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika, Terjemahan Ronoprawiro, S. UGM-Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...