Laman

Selasa, 02 Februari 2010

kemampuan bersaing kacang kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap gulma bayam (Amaranthus sp.)

KEMAMPUAN BERSAING KACANG KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) TERHADAP GULMA BAYAM (Amaranthus sp.)


Junita Sinambela/070301054
Mahasiswi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.


ABSTRAK

Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±25 m dpl. Percobaan ini dilaksanakan mulai 6 November 2009 sampai 18 November 2009. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persaingan gulma bayam terhadap pertumbuhan vegetatif kedelai. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok non Faktorial. Yang terdiri dari satu perlakuan yaitu populasi bervariasi dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan perbandingan populasi kedelai dan bayam yaitu 30:0; 20:10; 10:20; dan 0:30. Dalam percobaan ini diperoleh total bobot segar setelah 5 MST kedelai dan bayam dengan 3 ulangan pada perlakuan 30:0 yaitu 580 g, perlakuan 20:10 yaitu 550 g, perlakuan 10:20 yaitu 410 g, dan perlakuan 0:30 yaitu 525 g.

Kata kunci : Kemampuan bersaing, kedelai, bayam.
PENDAHULUAN

Beberapa faktor yang mengakibatkan kompetisi adalah faktor pertama yang mengakibatkan kompetisi adalah kehadiran suatu individu atau kelompok tanaman lain. Faktor kedua adalah kuantitas faktor pertumbuhan yang tersedia dan kompetisi terjadi apabila ketersediaan faktor pertumbuhan terbatas. Tetapi ini perlu diingat bahwa kompetisi dapat terjadi tidak hanya diantara tanaman baik dari varietas atau spesies yang sama atau berbeda, tetapi juga dintara organ dari tanaman yang sama. Karena kebutuhan tanaman akan jenis unsur hara dan air dapat berbeda diantara jenis faktor tersebut untuk suatu kombinasi jenis tanaman. Perbedaan intensitas kompetisi untuk suatu jenis faktor ini juga dapat terjadi antara umur tanaman karena tingkat kebutuhan yang berbeda dengan waktu sesuai dengan perkembangan tanaman (Moenandir, 1993).

Persaingan atau kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar sesuatu yang secara bersamaan diperlukan oleh lebih dari satu pencari. Persaingan timbul dari 3 reaksi tanaman pada faktor fisik dan pengaruh faktor yang dimodifikasi pada pesaing-pesaingnya. Dua tanaman meskipun tumbuh berdekatan tidak akan saling bersaing bila bahan yang diperebutkan jumlahnya berlebihan. Bila salah satu bahan yang berlebihan itu berkurang maka persaingan akan timbul, sehingga istilah persaingan menerangkan kejadian yang menjurus pada hambtan pertumbuhan tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu tanaman dan tumbuhan lain (Triharso, 1996).

Baik gulma maupun tanaman mempunyai kebutuhan yang sama akan kebutuhan hidupnya persaingan interspesifik terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan antar spesies tumbuhan yang sama merupakan persaingan intra spesifik (Sukman dan Yakup, 1991).

Persaingan antar tanaman yang berbeda spicies (inter species competition) dan persaingan intra tanaman yang sedang bersaingan melatarbelakangi persaingn antar tanaman budidaya dan gulma. Untuk mengukur kemampuan bersaing antara gulma dan tanaman budidaya secara mendasar, pertama kali haruslah menentukan masing-masing jenis persaingan tersebut. Dalam hal ini diperlukan suatu pengertian analisa pertumbuhan tanaman. Penurunan LAI berat kering dan RGR suatu tanaman akibat persaingan dengan gulma sangat penting dalam menunjukkan hal ini (Moenandir, 1993).

BAHAN DAN METODE

Percobaan ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, yang dilaksanakan mulai 6 November 2009 sampai 18 November 2009. Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih kedelai (Glycine max (L.) Merill.) dan benih bayam (Amaranthus sp.) sebagai objek pengamatan, top soil sebagai media tanam, kotak triplex untuk tempat menanam.
.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak kelompok Non Faktorial. Perlakuan yang dipakai adalah perbandingan populasi kedelai dan bayam yaitu 30:0; 20:10; 10:20; dan 0:30. Ditanam benih kacang kedelai dan bayam dengan populasi yang berbeda-beda sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Dilakukajn penjarangan jika jumlah populasi berlebih dari perlakuan dan dilakukan penyulaman jika populasi tidak mencukupi perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Bobot segar setelah 5 MST (gr)

Perlakuan Ulangan ∑ X
1 2 3
K0 75 50 60 185 60,67
K1 95 30 55 175 58.33
K2 25 35 45 105 35
K3 65 35 30 130 43,33
K4 35 20 30 85 28,33

SK db Jk KT F f .01
Blok 2 1453,33 726,66 0,895 3,11
Perlakuan 4 69173,3 17293,3 21,29 2,81
Error 8 6495,33 811,92 - -
Total 14 5673,33 - - -


Pembahasan
Dari percobaan didapatkan bobot kering Glycine max pada perlakuan 30:0 lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan 20:10. Pada perlakuan 20:10 gulma Amaranthus sp lebih banyak dibandingkan pada perlakuan 30:0 dan ternyata bobot basah setelah 5 MST Glycine max lebih besar pada perlakuan pada perlakuan 30:0. Hal ini disebabkan pada perlakuan 30:0 persaingan intersfesifik Glycine max lebih sedikit dibandingkan pada perlakuan 20:10 yang lebih banyak populasinya. Hal ini sesuai dengan literatur Sukman dan Yakup (1991), baik gulma maupun tanaman mempunyai kebutuhan yang sama akan kebutuhan hidupnya persaingan interspesifik terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan antar spesies tumbuhan yang sama merupakan persaingan intraspesifik.
Dari percobaan diperoleh bahwa bobot segar setelah 5 MST terendah terdapat pada perlakuan K4, yaitu 0 kedelai dan 30 bayam. Hal ini terjadi karena tanaman yang ada hanya 1 jenis saja sehingga semua hara yang terdapat didalam tanah diserap terus-menerus yang mengakibatkan lama- kelamaan akan habis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moenandir (1993) bahwa beberapa faktor yang menyebabkan kompetisi adalah faktor pertama yang mengakibatkan kompetisi adalah kehadiran suatu individu atau kelompok tanaman lain. Faktor kedua adalah kuantitas faktor pertumbuhan yang tersedia dan kompetisi terjadi apabila ketersediaan faktor pertumbuhan terbatas. Karena kebutuhan tanaman akan jenis unsur hara dan air dapat berbeda diantara jenis faktor tersebut untuk suatu kombinasi jenis tanaman. Perbedaan intensitas kompetisi untuk suatu jenis faktor ini juga dapat terjadi antara umur tanaman karena tingkat kebutuhan yang berbeda dengan waktu sesuai dengan perkembangan tanaman.

KESIMPULAN
1. Gulma bayam dapat mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman kedelai jika jumlahnya menyaingi jumlah tanaman kedelai.
2. Pada media yang ditanam Glycine max tanpa adanya gulma bayam maka hasil bobot basahnya lebih besar.
3. Kerapatan gulma dapat menyebabkan penurunan hasil dari suatu tanaman utama.

DAFTAR PUSTAKA

Moenandir, J., 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukman, Y. dan Yakup, 1995. Gulma dan Tehnik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.

Triharso, 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. UGM-Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...