Laman

Senin, 01 Februari 2010

tembakau virginia

TEMBAKAU VIRGINIA



PAPER



OLEH :
JUNITA SINAMBELA
070301054
BDP-AGRONOMI























DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Tembakau Virginia”. Paper ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi tugas Laboratorium Agronomi Tanaman Perkebunan III Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Agronomi Tanaman Perkebunan III Bapak Ir. Jonis Ginting, MP yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari paper ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini.

Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2009


Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1

PELUANG INVESTASI AGRIBISNIS TEMBAKAU VIRGINIA 3

TEMBAKAU VIRGINIA 7

SEJARAH TEMBAKAU VIRGINIA 9

DAERAH PERKEMBANGAN TEMBAKAU DI AMERIKA 11

BOTANI TEMBAKAU VIRGINIA 14

SYARAT TUMBUH TEMBAKAU VIRGINIA 17

PRODUKSI TEMBAKAU VIRGINIA 20

ANALISIS USAHA TANI PER HEKTAR 22

KARAKTERISTIK TEMBAKAU VIRGINIA 23

NEGARA/WILAYAH PENGHASIL TEMBAKAU DAN JENIS TEMBAKAU UTAMA YANG DIHASILKAN 25

BUDIDAYA TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA 26

SENTRA PRODUKSI DAN PENANAMAN TEMBAKAU
VIRGINIA DI INDONESIA 34

PENGOLAHAN TEMBAKAU VIRGINIA 35

PRODUKSI, LUAS AREAL, DAN HARGA TEMBAKAU
(VIRGINIA DAN UMUM) 40

FAKTA SEPUTAR TEMBAKAU 49

DAFTAR PUSTAKA




PENDAHULUAN



Tembakau merupakan salah satu komoditi utama ekspor. Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang meningkat baik dari segi volume maupun dalam nilai ekspornya. Produksi tembakau selain dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar juga oleh perkebunan-perkebunan rakyat.

Pengembangan produksi tembakau di samping ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negri, terutama industri-industri rokok. Sebagian besar hasil perkebunan-perkebunan rakyat ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan industri-industri rokok ini.

Tembakau merupakan komponen hasil bumi yang penting di Indonesia. Jika dilihat dari produksi hasil bumi secara keseluruhan, maka persentase tembakau tidak begitu besar. Tetapi cukup berarti mengingat kenyataan bahwa tembakau merupakan komoditi yang diekspor secara tetap dan dengan demikian merupakan sumber devisa negara (Anonimous, 1988).

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok. Selain itu tembakau juga dimanfaatkan orang sebagai kunyahan (Jawa : susur), terutama di kalangan ibu–ibu di pedesaan.

Tanaman tembakau berwarna hijau, berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya berbatang tegak dengan ketinggian rata–rata mencapai 250 cm, akan tetapi kadang–kadang dapat mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat–syarat tumbuh baik. Umur tanaman ini rata–rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982).

Tembakau banyak ditanam di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Kabupaten yang banyak terdapat tanaman tembakau yaitu Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Grobogan, Temanggung, dan Kendal.
(http://id.wikipedia.org/wiki, 2009).















PELUANG INVESTASI AGRIBISNIS TEMBAKAU VIRGINIA

Latar Belakang

Tembakau Virgina merupakan salah satu jenis tembalau yang dapat tumbuh subur di wilayah kabupaten Garut disamping jenis tembakau local yang sudah diusahakan oleh masyarakat petani di Kabupaten Garut. Melalui usaha rintisan yang dipelopori oleh Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkembangan telah menunjukan suatu hasil yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk usaha agribisnis yang menguntungkan produk tembakau yang dihasilkan oleh para petani terdapat dalam dua bentuk tembakau rajangan dan daun tembakau oven. Keduanya sama‐sama memiliki pasar yang sangat potensial. Tindak lanjut usaha potensial ini telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman modal Kabupaten Garut pada tahun 2007, antara lain dengan melakukan pembangunan oven percontohan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Karangpawitan, Kecamatan Pangatikan dan Kecamatan Pasirwangi. Pda tahun yang sama juga telah melakukan kegiatan pasilitas bagi petani produsen tembakau berupa magang ke Lombok sebagai daerah terbesar hasil tembakau Virginia terbesar di Indonesia. Uji coba pengopenan telah dilakukan di Kabupaten Garut dan hasilnya menggembirakan karena daun tembakau oven dapat diterima oleh supplier tembakau yang memiliki persyaratan ketat. Industri rokok nasional menggunakan tembakau virgina sebanyak kurang lebih sebesar 85% dan 15% nya adalah tembakau local dan bumbu lainnya. Keadaan ini tentu saja merupakan peluang bisnis yang potensial untuk dikembangkan melalui sistem investasi. Untuk maksud tersebut, maka pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan sebuah kesepakatan kerja sama dengan salah satu supplier tembakau di Jawa Timur. Permintaan tembakau virgina pada petani cukup banyak mencapai 100 ton/tahun dalam bentuk daun tembakau oven.

Sistem Agribisnis

a. Sarana dan prasarana
• Lahan (luas, sumber air, Klimatologi, topografi dll yang terkait)
• Tenaga kerja (ketersediaan tenaga kerja, system upah dll
• Keahlian on farm (budidaya, pengolahan tanah, pemupukan dll)
• Modal (keperluan untuk menunjang sarana dan prasarana).
b. Budi daya
• Ketinggian tanah untuk tembakau
•Varietas yang dianjurkan (penanaman bibit, kerapatan tanaman, pengairan, pengobatan, dll)
• Hama dan penyakit (jenis dan pengendaliannya)
• Jenis pupuk dan obat‐obatan yang diperlukan
• HOK (untuk pengolahan,pemeliharaan dll).
c. Produksi
• Teknik Pemetikan
• Pengakutan dari lahan ke jalan
• Proses perajangan,pemjemuran dan alat‐alat yang di perlukan
• Proses pengovenan dan alat yang diperlukan
• Biaya (peralatan,oven dan bahan bakar, HOK).

d. Pemasaran
• Grading (tembakau oven dan rajang)
• Pengemasan
• Penyimpanan
• Tata niaga
• Sistem Pembayaran
• Kesepakatan Pemkab/Suplier (intinya), Naskah MoU dilampirkan.
e. Penunjang
• Dinas TPHP (kebijakan budidaya dan lahan)
•Disperindag dan PM (teknis produksi/pengoyenan dan perijinan investasi)
• Intansi Pemkab (KPSDMKP) Penyuluhan,bimbingan dll
• Organisasi petani (KTNA) Dan kelompok tani
• Agen Pupuk Kimia
• Produsen Pupuk Organik

Analisis Ekonomi Usaha Tembakau

NAMA PROYEK : Usaha Tembakau
KAPASITAS :
LOKASI:Kadungora,Leles,Tarogong,Bayongbong,Sukawening,Karangpawitan, Cibatu,Limbangan,Banyuresmi,Cilawu, Semarang dan lain-lain
LUAS LAHAN
Kebutuhan Lahan : 1 Ha
Status Lahan : Milik Masyarakat

KEBUTUHAN TENAGA KERJA : -1 Orang tenaga tetap/Ha (pengawasan)
-11 Orang tenaga tidak tetap
Jumlah 12 Orang
PERKIRAAN INVESTASI
Modal Tetap : Rp. 9.000.000/Ha
Modal Kerja : Rp. 7.000.000/Ha
Jumlah : RP.16.000.000/Ha

Tembakau Virginia merupakan bahan bakar rokok putih yang saat ini penanamannya sedang digalakan dibeberapa wilayah di Jawa Tengah diantaranya Kabupaten Sragen. Tembakau Virginia mempunyai peranan penting dan keunggulan dibidang produksi. Kualtas yang dihasilkan tahan terhadap penyakit Mosaic. Beberapa perusahaan rokok besar di Indonesia telah menjalin kemitraan dengan beberapa petani tembakau di daerah dengan menyediakan bibit dan obat-obatan. Kemudian hasil panen yang ada dibeli dengan harga yang cukup kompetitif berkisar antara Rp 19.000 - 30.000/kilogram.

Sementara ini penanaman tembakau Virginia mencakup wilayah Mondokan, Sumberlawang, Gemolong dan Miri dengan jumlah produksi di Mondokan = 15,012 (83.92%), Sumberlawang = 20,105 (84.34%), Gemolong = 20,007 (82.82%), Miri = 14,585 (83.96%). Mengingat prospek bisnis yang menjanjikan dari Tembakau Virginia dan ketersediaan areal lahan yang cukup luas maka terbuka peluang investasi untuk mengembangkan tanaman ini lebih lanjut di Kabupaten Sragen.
(http://bpt.sragenkab.go.id, 2009).

TEMBAKAU VIRGINIA

Tembakau virginia sangat terkenal dalam perdagangan nasional ataupun internasional. Krosoknya sangat baik untuk bahan pembuatan rokok sigaret putih (rokok putih). Di samping itu, krosoknya dapat pula digunakan untuk campuran rokok kretek.

Tembakau virginia memiliki sosok tanaman ramping, ketinggian tanaman sedang sampai tinggi, daun berbentuk lonjong dengan ujung meruncing. warna daun hijau kekuningan, daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak, jarak antara daun yang satu dengan daun yang lain cukup lebar sehingga tidak kelihatan rimbun, tanaman memiliki adaptasi yang luas terhadap tanah dan iklim.

Tembakau virginia berasal dari Amerika-Orinoco. Sentra penanaman tembakau virginia di Indonesia adalah Bojonegoro, Jawa Timur. Daerah lain penghasil tembakau virginia hádala Jawa Tengah, Lamongan, Ngawi, Nganjuk, Madiun, Mojokerto, Jombang, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Madura, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara (darah kabupaten Asahan), Lampung, dan Sumatera Selatan.

Daun tembakau virginia yang telah diolah (secara flue-curing) menghasilkan krosok berwarna kuning keemasan ingá kuning jingga, aromanya Sangay berbeda dengan jenis tembakau lainnya, memiliki kandungan gula/karbohidrat tinggi sehingga terasa Manis dan bila dirokok terasa ringan. Untuk pembuatan rokok sigaret putih, bagian daun tengah atau madya merupakan daun yang paling baik digunakan (Makfoeld, 1994).

Tanaman tembakau yang telah dewasa dapat menghasilka daun sebanyak 30 helai atau lebih, minimum 20 helai, tergantung pada varietasnya. Pembagian daun menurut posisi dan jumlah daun pada batang untuk tembakau berdaun sedikit hádala sebagai berikut: Daun bawah (lugs) berjumlah 5-7 helai terdiri atas daun tanah berjumlah 2-3 helai, dan daun kaki berjumlah 3-4 helai; daun madya (cutters) berjumlah 6-8 helat terdiri atas daun madya pertama berjumlah 3-4 helai, dan daun madya atas berjumlah 3-4 helai; dan daun pucu (leaf) berjumlah 4-5 helai.

Pembagian daun pada varietas dengan jumlah daun banyak adalah sebagai berikut. Daun bawah 3-7 helai yang terdiri atas daun tanah berjumlah 3 helai dan daun kaki berjumlah 3-4 helai; daun madya 12-15 helai yang terdiri atas daun madya pertama berjumlah 4-5 helai, daun madya tengah berjumlah 4-5 helai, dan daun madya atas berjumlah 4-5 helai; daun atas berjumlah 6-8 helai yang terdiri atas daun atas berjumlah 3-4 helai dan daun pucuk berjumlah 3-4 helai.

Varietas yang dihasilkan untuk pengembangan tembakau virginia, adalah varietas dixie bright (DB) 101, coker 319, coker 48, coker 86, coker 176, north carolina 95, north carolina 2514. Varietas-varietas tersebut memiliki potensi hasil tinggi, koalitas sedang sampai tinggi, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit lanas dan penyakit layu
(Cahyono, 1998).


SEJARAH TEMBAKAU VIRGINIA

Sekitar 2.000 tahun yang lalu, penduduk asli Amerika menggunakan tembakau sebagai obat, sebagai halusinogen dalam upacara keagamaan, dan sebagai persembahan kepada roh-roh yang mereka sembah. Ketika Christopher Columbus melakukan perjalanan ke Amerika pada tahun 1492, ia mengamati orang-orang Arawak di Karibia merokok tembakau digulung dalam daun tembakau besar. Mereka juga merokok tembakau melalui sebuah tabung yang disebut ”tobago”, dari mana nama tembakau berasal. Kru Columbus memperkenalkan tembakau ke Spanyol. Selama 50 tahun berikutnya, pelaut, penjelajah, dan diplomat membantu menyebarkan pipa dan cerutu merokok di seluruh Eropa. Pada awalnya, cerutu atau rokok digunakan secara medis sebagai pengobatan untuk penyakit dan gangguan seperti pes, migrain, nyeri tenaga kerja, asma, dan kanker. Dalam 100 tahun, bagaimanapun, merokok untuk kesenangan menjadi umum. Pada tahun 1612 koloni Britania di Jamestown, Virginia, mulai menumbuhkan secara liar dan mengekspor tembakau ke Inggris.

Mereka segera beralih ke tembakau umum, jenis yang lebih ringan tumbuh di Hindia Barat dan permintaan di Eropa. Dengan cepat menjadi tanaman utama yang tumbuh di koloni-koloni dan sangat menguntungkan bahwa tanpa itu, sejarawan setuju, koloni Inggris di Amerika Utara akan gagal. Budidaya tembakau diperluas melalui koloni, petani membawa tawanan Inggris dan debitur untuk bekerja di ladang. Pelayan diwajibkan ini memperoleh kebebasan mereka setelah 5 sampai 12 tahun bekerja. Pengembang segera menemukan cara yang lebih menguntungkan dengan membawa budak dari Afrika, karena mereka tidak pernah harus diberikan kebebasan mereka. Perbudakan memungkinkan petani untuk bertani di daerah yang lebih luas atau mungkin membuat perkebunan raksasa. Setelah budidaya tembakau tahun 1776 diperluas dari Virginia selatan ke Carolina utara dan barat hingga ke Missouri. Sekitar tahun 1864 petani di Ohio menghadapi masalah kekurangan klorofil strain tembakau Burley disebut putih, yang menjadi bahan utama tembakau dicampur Amerika. Rokok diciptakan pada 1614 oleh pengemis di Seville, Spanyol, sebuah pusat produksi cerutu. Memo dikumpulkan para pengemis tembakau dan menggulungnya di kertas (http://www.jsc-matuco.ru, 2009).

.













DAERAH PERKEMBANGAN TEMBAKAU DI AMERIKA
Ekonomi Virginia, dan juga produksi pertanian, didominasi oleh tembakau selama lebih dari tiga abad.

Tembakau adalah tanaman padat karya. Setiap budak atau hamba diwajibkan bekerja di perkebunan tembakau di masa kolonial mungkin telah ditanam dan disiangi sekitar dua hektar tanah yang sudah dibuka dengan 10.000 tanaman setahun, membungkuk memerlukan sekitar 50.000 kali. Hari ini proses tumbuh tembakau masih padat karya, tetapi keuntungan dari beberapa hektar tembakau dapat melampaui keuntungan dari hektar lebih banyak ditanam di jagung atau kedelai.

Nationwide, tanaman tembakau tahunan ini dijual sekitar 3 miliar Dollar pada tahun 1997, tetapi "nilai tambah" dengan mengolah menjadi rokok dan produk lainnya secara substansial lebih besar - konsumen menghabiskan 60 Dollar miliar pada produk tembakau pada tahun 1998.

Tembakau adalah tanaman daerah, Southeastern terkonsentrasi di Amerika Serikat. Hal ini juga tumbuh di Kanada, Afrika, Cina, Brasil, dan Timur Tengah. Tembakau adalah tanaman yang signifikan di lembah Sungai Connecticut, di mana petani menghasilkan daun digunakan untuk pembungkus cerutu dengan menumbuhkan tanaman tembakau di bawah kain putih untuk mengurangi jumlah titik-titik dari matahari dan serangga.

Berbagai jenis tembakau yang ditanam di tempat yang berbeda, dari Connecticut ke Wisconsin dan di selatan ke Louisiana dan Florida - ditambah di negara lain. Rokok, cerutu, dan pipa tembakau produsen mencampur tembakau untuk menciptakan selera yang unik dan karakteristik pembakaran.

Burley adalah tumbuhan daun gelap terutama di Kentucky dan Tennesee, sementara tembakau "terang" (juga dikenal sebagai "cerobong sembuh" atau "Virginia" tembakau) yang tumbuh di Pesisir dan Dataran Piedmont dari Northern Florida ke Maryland. (Strip kertas dari sebatang rokok hari ini, dan Anda dapat melihat warna yang berbeda di dalam tembakau. Biasanya berwarna lebih gelap Burley dan tembakau adalah warna yang lebih ringan tembakau adalah "terang," tapi ingat bahwa tembakau asing juga ditambahkan ke hampir setiap rokok).

Daerah setempat cerah tembakau tumbuh secara tradisional dikenal sebagai "ikat pinggang." Tembakau yang digunakan untuk dijual di lelang di gudang-gudang di kota-kota selatan kecil. Lelang diadakan secara berurutan, bergerak ke utara sebagai tanaman matang dari "Georgia Belt" di bulan Agustus ke "Lama Belt" di Virginia pada akhir Fall.

Petani akan membawa hasil panen mereka ke gudang, dan penawar dari berbagai perusahaan tembakau (seperti Philip Morris) akan berjalan di sepanjang tumpukan tembakau diatur dalam barisan panjang. Juru lelang akan melantunkan tawaran sampai akhirnya mengumumkan harga di mana masing-masing tumpukan itu dijual. Para penawar berjalan dengan kecepatan tetap, dan mungkin hanya butuh 10-15 detik pada setiap tumpukan sampai menutup lelang menyanyikan-lagu nyanyian dari tawaran dengan "Terjual Amerika!" (jika dibeli oleh American Tobacco Company, misalnya). Seorang petugas membuntuti penawar akan menulis harga dan perusahaan membeli sebuah tiket, yang ia akan melemparkan pada setiap tumpukan. Setelah memeriksa semua tiket di tumpukan, petani tembakau akan menemukan kalau ia telah membuat laba tahun itu.

Gudang proses pelelangan telah hampir menghilang sekarang. Petani kontraktor di musim semi dengan perusahaan rokok tertentu untuk menjual tanaman, menghilangkan penawaran yang kompetitif di Fall. Virginia kecil kota-kota yang memiliki gudang tembakau, seperti South Hill, telah kehilangan kedua kegiatan ekonomi orang banyak yang datang ke lelang dan kegiatan yang mencerminkan budaya yang unik tembakau komunitas yang sedang berkembang (http://www.virginiaplaces.org, 2009).






Gambar 1. Daerah Perkembangan Tembakau di United States (Amerika)

BOTANI TEMBAKAU VIRGINIA
Menurut Tim Penulis (1993) klasifikasi tanaman tembakau secara sistematis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesie : Nicotiana tabacum L.

Pada bagian bawah batang terdapat akar tunggang yang panjangnya sekitar 50-75 cm dan mempunyai banyak akar serabut dan bulu akar. Karenanya tanaman tembakau membutuhkan tanah yang subur dan gembur agar pertumbuhannya lebih cepat.

Tanaman tembakau umumnya memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 2,5 m. Namun pada kondisi syarat tumbuhnya baik, tanaman ini bisa mencapai tinggi 4 m. Sedangkan pada kondisi syarat tumbuh yang jelek biasanya lebih pendek, yaitu sekitar 1 m. Batang tanaman ini biasanya memiliki sedikit cabang, atau bahkan tidak bercabang sama sekali. Batangnya berwarna hijau dan hampir seluruhnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih. Di sekitar bulu-bulu tersebut terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan zat pekat dengan bau yang menyengat.

Gambar 2. Daun Tanaman Tembakau

Bagian terpenting tanaman tembakau yaitu daun karena bagian inilah yang nantinya dipanen. Daun tembakau bentuknya bulat panjang, Ujung-ujungnya meruncing, tepi (pinggir) daunnya licin dan bertulang sirip. Antara daun dan batang tembakau dihubungkan oleh tangkai daun yang pendek atau tudak bertangkai sama sekali. Setiap tanaman biasanya memiliki daun sekitar 24 helai. Bahkan pada kondisi yang baik, jumlahnya bisa meningkat lagi menjadi sekitar 28-32 helai. Ukuran daun cukup bervariasi menurut keadaan tempat tumbuh dan jenis tembakau yang ditanam.

Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai ciri morfologi sebagai berikut: kelopak bungan berlekuk dan mempunyai lima buah pancung, mahkota bunga berbentuk seperti terompet, berlekuk lima dan berwarna merah jambu atau merah tua yang merekah di bagian atasnya, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Tinggi kepala putik dan kepala sari tanaman tembakau hampir sama, keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak melakukan penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang.

Gambar 3. Bunga Tanaman Tembakau

Tanaman tembakau juga dapat berbuah. Walaupun bukan bagian terpenting, namun buah tembakau melalui bijinya mempunyai fungsi generatif, untuk perkembangbiakan tanaman. Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1 cm3 dengan berat kurang lebih 0,5 gram sekitar 6000 butir biji. Setiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram biji.
(Tim Penulis, 1993).





SYARAT TUMBUH TEMBAKAU VIRGINIA
Iklim

Tanaman tembakau memerlukan penyinaran cahaya matahari sepanjang hari. Oleh karena itu, lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat yang terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan waktu tanam (tidak banyak hujan) (Cahyono, 1998).

Suhu optimal yang dikehendaki tembakau adalah 27C atau berkisar antara 22C-33C. Tanaman tembakau yang ditanam pada suhu di bawah batas minimum atau di atas batas suhu maksimal akan terganggu pertumbuhannya. Jika suhu udara tinggi, maka daya evapotranspirasi (evaporasi dan transpirasi) akan meningkat, sehingga, sehingga memerlukan penaungan khusus untuk menurunkan suhu, dengan cara sprying engine pump. Jikalau suhu sampai di bawah 0C tanaman tembakau tidak akan menghasilkan bahkan tanaman tidak mau hidup. Sebaliknya, suhu yang terlalu panas juga akan berpengaruh negatif (Matnawi, 1997).

Keadaan angin tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi dalam pemilihan lokasi usaha tani tanaman tembakau sebaiknya juga diperhitungkan. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh). Di samping itu, angin kencang yang datang secara terus-menerus dapat mempercepat proses penguapan air tanah sehingga tanah cepat mengering dan mengeras. Keadaan tanah yang kering dan padat menyebabkan kandungan udara (oksigen) dalam tanah berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan tanaman dan organisme tanah (Cahyono, 1998).

Kelembaban udara baik untuk diketahui guna memperhitungkan saat-saat merajalelanya perkembangan cendawan. Kelembaban berpengaruh pula pada lamanya pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara yang baik berkisar antara 62% sampai dengan 85% (Matnawi, 1997).

Keadaan curah hujan biasanya berbeda-beda pada berbagai ketinggian tempat sehingga dapat dihasilkan berjenis-jenis tembakau. Untuk tembakau dataran rendah sangat baik apabila ditanam di daerah dengan curah hujan rata-rata 2.000/tahun. Saedangkan tembakau dataran tinggi sangat baik bila ditanam di daerah dengan curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm/tahun (Cahyono, 1998).

Tanah


Jenis tanah yang cocok untuk tembakau virginia flue-cured adalah tanah podzolik (tekstur lempung berpasir atau lempung berpasir halus) (Cahyono, 1998).

Tinggi tempat penanaman tembakau sangat bervariasi. Pada dataran rendah, sedang, dan dataran tinggi, tembakau dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan jenis tanaman dan varietasnya. Tembakau akan dapat tumbuh baik pada ketinggian ± 145 m di atas permukaan air laut (Matnawi, 1997).

Sifat biologis tanah yang baik untuk tanaman tembakau adalah tanah yang banyak mengandung baha organikdan banyak organime tanah yang dapat menguraikan bahan organik (Cahyono, 1998).
Tanah yang dapat ditanami tembakau adalah jenis tanah ber-pH antara 5-6. Tembakau virginia membutuhkan pH agak masam, yaitu sekitar 5,5-6 (Matnawi, 1997).

Sifat fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah sangat berkaitan dengan jenis tanah dan partikel penyusunnya (pasir, debu, lempung,liat). Tekstur tanah alluvial adalah liatatau berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50% dengan tekstur debu, lempung berdebu, sampai lempung (tanah andosol). Struktur tanah yang baik untuk budidaya tembakau (semua jenis) adalah yang berstruktur remah atau gembur (longgar), dan tanah mudah mengikat air (porous). Tanah yang gembur dan mudah mengikat air dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasilnya. Karena tanah yang demikian itu memudahkan pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman, meningkatkan peredaran udara (oksigen) di dalam tanah sehingga tersedia cukup untuk pernapasan akar dan mikroorganisme tanah yang bermanfaat dalam menguraikan bahan-bahan organik tanah menjadi bahan yang dapat diserap oloeh tanaman, dan dapat meningkatkan drainase (pembuangan kelebihan air) sehingga dapat mencegah penggenangan air (Cahyono, 1998).






PRODUKSI TEMBAKAU VIRGINIA

Seperti yang terkemuka di dunia non-tanaman pangan, tembakau dipilih oleh petani dari lebih dari 100 negara untuk performa di bawah beragam luas iklim dan kondisi tanah untuk memenuhi tuntutan pasar yang berbeda. Tembakau tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis, dan dapat tumbuh sampai utara seperti Kanada dan Norwegia. Tembakau tumbuh terbaik di daerah-daerah dengan embun beku musim tanam bebas dari 120-170 hari, tergantung pada jenis tembakau. Tembakau berkualitas baik memerlukan subur, baik dikeringkan, tanah yang lembab dan suhu hangat. Sebagian besar jenis tembakau yang ditanam di matahari penuh. Faktor lingkungan mempengaruhi karakteristik tanaman. Tanah, misalnya, dapat mempengaruhi ukuran daun, tekstur, dan warna. Tanah berpasir cenderung menghasilkan daun yang relatif besar yang warna dan cahaya dalam tubuh, baik dalam tekstur, dan membakar dengan aroma yang lemah. Tanah yang lebih berat, yang mengandung lumpur dan tanah liat, cenderung menghasilkan kecil, daun gelap dengan berat tubuh dan aroma yang kuat ketika dibakar. Beberapa jenis tembakau yang umum ditanam untuk digunakan terutama dalam berbagai produk tembakau. Virginia tembakau tembakau utama yang digunakan dalam rokok, sebagian besar tumbuh di North Carolina, Georgia, dan Virginia. Burley tembakau yang digunakan dalam rokok dan pipa. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Turki, dan Kuba, tumbuh tembakau cerutu.
Tanaman tembakau rentan terhadap serangan dari berbagai serangga dan bakteri, jamur, dan virus penyakit. Untuk mengatasi masalah ini, petani menanam tembakau jenis tembakau yang melawan penyakit dan serangga. Oleh rotasi tanaman (menanam tembakau satu tahun dan tanaman yang berbeda dalam bidang yang sama tahun berikutnya), petani menjaga populasi hama tembakau di cek dengan mencabut tanaman tembakau di tahun alternatif. Sebelum penanaman, para petani dapat bekerja fungisida ke dalam tanah untuk mengendalikan penyakit jamur, seperti jamur biru dan damping-off. Mereka mungkin juga mengasapi tanah untuk mengendalikan nematoda-cacing mikroskopis yang merundung akar. Penumbuh juga menggunakan herbisida untuk mengendalikan gulma dan insektisida untuk mengendalikan serangga (http://www.jsc-matuco.ru, 2009).








ANALISIS USAHA TANI PER HEKTAR
No. Jenis Kegiatan Satuan Jumlah (Rp.) Rp,-/ha

1. Komponen pembiayaan

a. Sarana produksi 4.241.645

b. Pekerjaan lapangan 5.753.585

c. Sewa tanah & administrasi 2.242.000

d. Bunga pinjaman 734.234

e. Depresiasi alat produksi 269.120

Total 13.240.584
2. Produktivitas (kg/ha) 1,915
3. Biaya Produksi (Rp/kg) 6.914,1
4. Harga rata-rata (Rp./kg) 8.738,8
5. Total Pendapatan (Rp/kg) 16.734.859,5
6. Keuntungan Bersih (Rp/kg) 3.494.275,5
(www.warintekjogja.com, 2009).




KARAKTERISTIK TEMBAKAU VIRGINIA
Sebagai salah satu tanaman pertama di Amerika, tembakau virginia awalnya ditanam oleh koloni Jamestown, bijinya diimpor dari Amerika Tengah, dan diekspor secara eksklusif ke Inggris. Ada kemungkinan bahwa Amerika tidak akan menjadi bangsa berbahasa Inggris tapi untuk tembakau virginia dan pentingnya komoditi tersebut bagi kelangsungan hidup koloni yang pertama.

Kebanyakan dari virginia hari ini adalah cerobong disembuhkan untuk mempertahankan kuning terang, oranye atau warna merah, dan sifat manis mulut, dan halus manis. Metode pengobatan ini tanpa asap pompa kedap udara panas ke gudang tembakau melalui flues logam atau saluran. Tembakau virginia yang terbaik hari ini, matang dalam menekan kue dan karena itu disebut matang Virginias, memiliki rasa manis dan halus lembut seperti rasa buah. Mereka lebih tajam dan menyenangkan di langit-langit, mengingatkan kita pada salsa ringan. Virginias matang terbaik secara alami manis dan bersih-merokok tembakau yang mengisi mulut dengan rasa.

Tembakau Virginia juga komponen penting inggris campuran dan aromatik, rasa blends.
(http://members.bellatlantic.net, 2009).

Sesuai dengan namanya, temabakau ini berasal dari Virginia Orinoco, Amerika Serikat. Karena perkembangannya baik dan tingkat adaptasinya terhadap jenis tanah cukup tinggi, maka sampai saat ini jenis tembakau virginia ditanam hampir di seluruh dunia. Tembakau ini merupakan hasil utama Amerika Serikat, yang kemudian disusul oleh negara-negara Rhodesia, India, RRC, Filipina, dan Indonesia.

Jenis tembakau virginia cukup mudah dibedakan dari jenis yang lainnya karena memiliki sosok (terutama dilihat dari daunnya) yang agak berbeda. Tembakau virginia memiliki daun berwarna kekuning-kuningan. Bentuk daunnya genjang (rhomboidal) sampai jorong (elliptical), tetapi kadang-kadang bulat telur (ovalis). Ujung daunnya lancip sampai meruncing. Setiap batang biasanya memiliki jumlah daun sekitar 20-30 helai yang tidak bertangkai (daun duduk) dan tertancap pada batangnya dengan posisi tegak membentuk sudut 45°.

Keistimewaan jenis tembakau ini dibandingkan dengan yang lainnya terutama tingkat adaptasinya yang cukup tinggi terhadap lingkungan dan mempunyai kualitas yang sangat baik untuk bahan rokok sigaret. Tembakau virginia yang berkualitas baik, melalui pengolahan daun flue-curing akan menghasilkan krosok yang berwarna kuning keemasan sampai kuning jingga/limau. Di samping warnanya yang menarik, ciri khas tembakau virginia yaitu aromanya
Tim Penulis, 1993).












NEGARA/WILAYAH PENGHASIL TEMBAKAU DAN JENIS TEMBAKAU UTAMA YANG DIHASILKAN



Daerah berkembang utama untuk tembakau menunjukkan pilihan yang berbeda varietas:
Negara / Wilayah
Jenis Tembakau Utama

Canada
Flue-cured Virginia

Amerika Serikat:
Flue-cured Virginia, udara-sembuh Burley, Maryland, api-sembuh, cerutu
Amerika Tengah:
Udara-sembuh gelap tembakau

Amerika Selatan - Brasil dan Argentina: Cerobong Virginia dan udara sembuh-sembuh Burley, ditambah varietas lokal
Eropa:
Dark udara-sembuh, oriental dan udara-sembuh Burley, Flue-cured Virginia
Afrika
Cerobong Virginia dan cahaya sembuh-sembuh Burley udara. Dark api-sembuh, oriental

Timur Tengah:
Sun-sembuh, termasuk oriental

Asia Selatan:
Cerobong Virginia dan udara sembuh-sembuh Burley;

Timur Jauh:
Flue-cured Virginia dan udara gelap-sembuh

Australia
Flue-cured Virginia

(http://www.jsc-matuco.ru, 2009).




BUDIDAYA TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand traktor minimal 2 kali pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah.

Penanaman dan Pemupukan


Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi. Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang. Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan dengan NPK (KNO3) dengan dosis 5 gram/batang.

Pembubunan dan Pengairan


Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu (gulma). Adapun sistim irigasi (pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjaminkualitas klon tingkat produktivitas tembakau virginia.



Punggel dan Wiwil/Suli

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.

Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT)


Pengendalian hama terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan bio pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan tergantung serangan hama yang ada. Tetapi untuk pengendalian maksimal, sebaiknya dilakukan pengendalian hama terpadu.

Di bawah ini adalah beberapa contoh hama dan penyakit penting tanaman tembakau yaitu:
a. Ulat grayak ( Spodoptera litura )
Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot dengan insektisida.
b. Ulat tanah ( Agrotis ipsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot dengan insektisida.
c Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. )
Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur/ulat, sanitasi kebun, semprot dengan insektisida.
d. Nematoda ( Meloydogyne sp. )
Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian glio diawal tanam, semprot dengan insektisida.
e. Kutu - kutuan ( Aphis sp., Thrips sp., dan Bemisia sp.)
Hama ini adalah pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator koksinelid, dan semprot dengan insektisida.
f. Hama lainnya yang sering mengganggu pertanaman tembakau adalah: gangsir (Gryllus mitratus), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), dan belalang banci (Engytarus tenuis).

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman tembakau adalah sbb:
a. Hangus batang ( damping off )
Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan glio.
b. Lanas
Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan glio.
c. Patik
Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot dengan glio.
d. Bercak coklat
Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
e. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot dengan glio.
f. Penyakit Virus
Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimun (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
(http://teknis-budidaya.blogspot.com, 2009).


Panen


Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang harus diperhatikan sebagai berikut : kematangan daun, keseragaman daun dalam proses penanaman, dan penanganan daun hasil panenan. Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis.

Pasca Panen


Tembakau Virginia dijual dalam wujud kering oven atau pengomprongan (curing). Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau saja. Tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap hidup setelah dipanen.

Sebenarnya tujuan curing adalah : melepaskan air daun tembakau hidup dari kadar air 80 -90 % menjadi 10 - 15 %dan mengubah warna dari hijau daun menjadi warna orange dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang diproses.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil curing/omprongan tembakau yang
baik, maka daun tembakau itu harus sudah masak dan seragam.Ciri-ciri daun yang sudah masak adalah : 1) warna daun sudah mulai hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwarna coklat, 2) warna tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan, 3) posisi daun/tulang daun mendatar dan 4) kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat, sebagai lambang ketuaan.

Pada saat curing, yang juga perlu diperhatikan adalah kapasitas daun di dalam oven. Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga cuaca waktu proses, kalau musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering.

Pada saat panen tembakau harus dipastikan berapa lembar yang harus dipetik sesuai kapasitas oven. Daun tembakau yang dipetik haruslah seumur dan posisi daun yang sama, karena apabila umur daun dan posisi daun berbeda, akan sangat sulit menentukan kapan harus menaikkan suhu oven, kapan harus masuk ke tahapan berikutnya, kapan barus buka ventilasi dan sebagainya. Oleh sebab itu pengetahuan petani klon pemetik daun harus benar-benar baik tentang saat panen ini. Sebaiknya saat menjelang panen, petani yang bersangkutan mengumpulkan seluruh tenaga petiknya diberitahukan klon mana yang sudah boleh dipanen dan mana yang belum dapat dipanen.

Sebelum memulai curing harus dipastikan bahwa seluruh gelantang sudah tersedia dan bebas plastik, kompor sudah diperiksa kondisinya dengan melakukan pengujian nyala api sebelumnya, seluruh dinding oven tidak ada yang berlubang, pintu bisa menutup rapat, pipa-pipa tidak ada yang rusak klon berlubang.


Ada empat (4) tahapan curing, yaitu :
a. Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau ke
warna kuning, karena hilangnya zat hijau daun/klorofil ke zat kuning daun dan terjadi penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa terjadi pada suhu 32 s/d 42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan secara perlahan-lahan waktu yang diperlukan tergantung posisi daun. Umumnya berlangsung selama 55 s/d 58 jam. Pada saat ini awalnya semua ventilasi ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas dibuka 1/4 , proses ini sangat menentukan terhadap hasil curing.
b. Pengikatan warna
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun
maupun tulang daun, maka secara pertiahan-lahan suhu dinaikkan. Pada saat proses ini terjadi, maka apabila daun masih berwarna hijau, maka daun tetap akan berwarna hijau, sebaliknya apabila sudah berwarna kuning orange maka hasil curing akan kuning orange. Karena pada suhu 43-52 °C ini terjadi pengikatan warna. Sehingga apabila warna daun pada proses penguningan belum sempuna, maka jangan terburu-buru menaikkan temperatur lebih dari 42 °C. Pada tahapan ini ventilasi dibuka secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka seluruhnya. Waktu yang diperlukan kalau berjalan sempuma umumnya sekitar 18-19 jam.
c. Pengeringan lembar daun
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun dengan cara menaikkan suhu 53-62 °C. Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka, karena air yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang harus dibuang keluar oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa kering apabila dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat keriput atau keriting waktu yang dibutuhkan lebih kurang 30-32 jam.
d. Pengeringan gagang
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63-72 °C. Pada saat ini air yang bisa dilapas didalam batang daun akan dikeluarkan proses awal tahap ini ventilasi mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga kelembaban udara tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri tahapan ini bisa selesai apabila seluruh tulang daun sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah dan berbunyi krek. Ini menandakan bahwa tahap ini berjalan baik 5-8 jam sebelum proses berakhir, seluruh ventilasi harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses ini memerlukan waktu normalnya 30-32 jam jangan pernah menaikkan suhu oven diatas 72°C, karena tembakau akan terbakar. Demikian tahapan curing yang terjadi pada tembakau virginia Flue Cure. Proses ini harus dilakukan dengan hati hati klon penuh pengawasan karena tembakau yang sudah sangat baik pertumbuhannya dilapangan, akan sia-sia hasilnya apabila proses curing ini tidak berjalan lancar. Oleh karena itu untuk semua oven yang aktif harus memiliki termometer untuk memastikan apakah setiap tahapan tersebut sudah berjalan baik atau belum. Dan juga setiap oven harus memiliki tabel pedoman prosedur curing tembakau virginia serta menggunakan alat hygrocurometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udaranya.
(www.warintekjogja.com, 2009)


SENTRA PRODUKSI DAN PENANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI INDONESIA



Tembakau virginia paling luas penyebarannya. Budidayanya tidak hanya dilakukan oleh petani, tetapi juga perkebunan negara dan swasta. Tembakau ini juga dikembangkan dengan sistem intensifikasi (ITV) dan juga melalui kerjasama dengan BAT (British American Tobacco), Amerika. Intensifikasi tembakau virginia dikembangkan oleh PTP XIX yang berlokasi di Surakarta, Madiun, dan Bojonegoro. Di Jawa Timur, Daerah penanaman tembakau virginia meliputi 8 kabupaten yaitu: Bojonegoro, Lamongan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Jombang, dan Bondowoso. Selain di pulau Jawa, tembakau virginia juga dikembangkan oleh BAT di daerah Singaraja (Bali) dan Lombok. Tembakau virginia yang diusahakan oleh PTP XXVII juga berlokasi di Lombok. Perusahaan perkebunan ini mempunyai satu unit usaha tembakau yang berkedudukan di Mataram. Jumlah kesinderannya ada tiga yaitu Lombok barat di Gerung, Lombok tengah di Mantang, dan Lombok timur di Selong.








PENGOLAHAN TEMBAKAU VIRGINIA
Penyebaran tembakau virginia termasuk yang paling luas sehingga untuk pengolahannya setiap daerah mempunyai kiat khusus. Meskipun demikian, prinsip pengolahan dan tujuannya tetap sama. Sebagai contoh diambil pengolahan dari daerah produsen tembakau virginia di Lombok.

Pengeringan tembakau virginia menggunakan cara flue curing. Alat-alat yang diperlukan untuk pengeringan tembakau virginia adalah pipa api, kompor, dan tentu saja dapur yang disebut oven barn. Bentuk oven hampir sama di setiap daerah, perbedaan hanya pada ukurannya. Oven di Jawa biasanya berukuran 4 x 4 m hingga 7 x 7 m dan tingginya 5 - 7 m. Sedangkan oven di Lombok berukuran 6 x 6 x 6 m. Oven ini terbuat dari batu bata dan beratap seng. Setap oven dilengkapi pintu masuk berukuran 1 x 2 m. Lubang ventilasi berukuran 25 x 45 cm sejumlah 9 buah. Letaknya di sisi kiri, kanan, dan belakang. Ventilasi bawah berupa jendela yang berbingkai kayu. Jendela ini dapat digeser-geser untuk mengatur lengas dan suhu ruangan. Sedangkan ventilasi atas sepanjang bubungan, terbuat dari seng. Untuuk mengatur fungsnya, ventilasi dapat diangkat dan diturunkan.

Oven yang berukuran 6 x 6 x 6 m mempunyai kapasitas 5 ton daun basah dengan jumkah kompor 30 buah. Untuk oven kecil (4 x 4 x 4 m) dengan kapasitas 1,2 ton daun basah mempunyai 12 buah kompor.

Kompor yang digunakan disebut kompor smith yang diproduksi oleh PT Perkebunan XXVII. Kompor ini dapat diatur dengan menggunakan handel. Minyak akan menjalar ke sumbu kompor bila andel ditekan ke bawah. Minyak ini disalurkan melalui pipa-pipa yang dapat digerak-gerakkan di dalam cabang pipa minyak.
Karburator dalam kompor berfungsi menjaga kestabilan aliran minyak. Tinggi minyak dalam kompor harus sama dengan tingginya karburator supaya tidak melimpah. Satu oven yang berkapasitas 5 ton membutuhkan 1. 000 liter atau 5 drum minyak tanah. Biasanya untuk menghasilkan 1 ton krosok dibutuhkan minyak tanah sebanyak 1.250 liter.

Selain kompor dan ventilasi, oven juga dilengkapi dengan andang. Andang adalah palang-palang kayu yang berfungsi untuk menyangga gelantangan daun tembakau. Jarak antar andang secara horizontal sekitar 1 m, sedangkan jarak andang secara vertikal sekitar 50 cm.
1. Tahap persiapan
Sebelum proses pengeringan tembakau virginia, oven diisi daun tembakau. Pengisian ini sebaiknya sesuai dengan kapasitas oven karena bila berlebihan akan mempengaruhi mutu krosok. Gelantangan daun tembakau dimasukkan ke dalam oven pada rak-rak bambu (andang), posisi daun disesuaikan dengan tingkat kemasakan daun, yaitu: 1) daun yang tepat masak diletakkan pada rak keempat, kelima, dan keenam, 2) daun yang belum masak diletakkan di rak ketiga, dan 3) daun yang lewat amsak diletakkan pada rak pertama.
2. Pengeringan
Ada beberapa tahap proses pengeringan tembakau virginia. Tahap pengeringan yang dimaksudkan merupakan pengaturan suhu dan lengas, sedangkan pengerjaannya tetap di tempat yang sama.
a. Tahap I
Suhu diatur sekitar 26-32C dan kelembabannya sekitar 85-95%. Suhu dan lengas ini berguna untuk menguningkan daun tembakau. Suhu dinaikkan 3C setiap satu jam.
b . Tahap II
Suhu dinaikkan perlahan-lahan seperti tahap I hingga mencapai 38C, sedangkan kelembabannya tetap. Pada tahap ini hanya tinggal satu baris urat daun yang berwarna hijau.
c. Tahap III
Pada tahap ini suhu dinaikkan menjadi 40C, seadngkan kelembaban diturunkan menjadi 80-90%. Ketika suhu sudah mencapai 40C ventilasi dibuka bila diperlukan saja.
d. Tahap IV
Suhu dinaikkan menjadi 40-43C dan ventilasi dibuka sebagian sehingga kelembaban turun menjadi 60%. Ketika suhu mencapai titik 43C lengas diturunkan lagi menjadi 45% dangan membuka sebagian ventilasi.
e. Tahap V
Suhu dinaikkan menjadi 43-49C (fixing term), ventilasi dibuka sebagian dan kelembaban tetap dipertahankan 45%.
g. Tahap VI
Suhu dinaikkan dari 49C sampai 60C, sedangkan lengas diturunkan serendah-rendahnya. Ventilasi dibuka selebar-lebarnya. Tahap ini akan menghasilkan daun yang benar-benar kering.

h. Tahap VII
Suhu dinaikkan lagi menjadi 71C dan ventilasi dibuka sepenuhnya. Tahap ini berguna untuk mengeringkan ibu tulang daun yangg pertama.
i. Tahap VIII
Suhu dinaikkan menjadi 82C, ventilasi dibuka sepenuhnya. Dengan demikian panas tidak hanya berasal dari dapur tetapi juga dari udara luar. Tahap ini akan menghasilkan daun yang kering merata.
3. Pengembunan
Setelah selesai proses pengeringan, api dimatikan dan semua ventilasi dibuka. Perlakuan ini bertujuan agar daun lemas kembali oleh embun malam.
Agar proses pengembunan menjadi sempurna maka daun yang telah diembunkan dipindahkan ke gudang pengembunan (conditioning barn). Gudang pengembunan tradisional biasanya dibuat dari bambu yang bagian luarnya dilapisi goni basah.
4. Ageing
Ageing adalah proses perubahan warna, rasa, dan aroma. Perubahan ini diperoleh dengan cara menumpuk krosok yang telah diembunkan.
5. Sortasi
Setelah tahap pengolahan selesai, daun disortasi berdasarkan warna. Krosok dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu nomor I, II, III, IV, V, VI, dan VII. Krosok nomor I berwarna kuning rata, utuh, dan tidak berlubang. Krosok nomor VII berwarna cokelat kehitaman dan berlubanhg karena hama dan lain-lain.
6. Pengeringan ulang (redrying)
Pengeringan ulang ulang ini adalah tindakan preventif terhadap kemungkinan turunnya kualitas krosok. Caranya sama dengan pengeringan pertama.
7. Pengepakan
Untuk pengepakan tembakau virginia dibutuhkan tikar purun kalimantan. Daun yang baik dapat dipak sebelum pengeringan ulang, sedangkan daun yang peka terhadap kelembaban diredrying dulu sebelum dipak.
8. Penyimpanan
Penyimpanan diperlukan selama menunggu giliran pengangkutan ke pasar. Gudang yang baik untuk ini adalah yang bersih dan bebas hama serta penyakit.














PRODUKSI, LUAS AREAL, DAN HARGA TEMBAKAU (VIRGINIA DAN UMUM)


13.1.1 Produksi Global. Empat negara memproduksi hampir 2/3 suplai daun tembakau dunia. Cina, Brasilia, India dan Amerika Serikat memproduksi lebih dari 4 juta ton daun tembakau setiap tahun, kurang lebih 64% dari produksi dunia. Kontribusi Indonesia hanya sekitar 150.000 ton daun tembakau atau 2,3% saja dari suplai dunia.
Tabel 13.1 Sepuluh negara terbesar produsen daun tembakau 2002
No Negara Produksi
Dalam ton %
1 Cina 2.409.215 38,0
2 Brasilia 654.250 10,3
3 India 575.000 9,1
4 Amerika 401.890 6,3
5 Zimbabwe 172.947 2,7
6 Turki 145.000 2,3
7 Indonesia 144.700 2,3
8 Yunani 135.000 2,1
9 Itali 130.400 2,1
10 Pakistan 85.100 1,3
Lain-lain 1487.118 24,0
Dunia 6.340.620 100,0

13.1.2 Tren Produksi. Total produksi tembakau di Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Produksi tembakau pada tahun 2002 adalah 144,7 ribu ton menurut FAO dan 177.667 ton menurut data Departemen Pertanian.
Tabel 13.2 Produksi tembakau, dalam ton 1990-2002
Tahun Total produksi
(FAO)2 Total produksi
(Departemen Pertanian)3
1990 156.432 --
1991 140.283 --
1992 111.655 --
1993 121.370 --
1994 130.134 --
1995 140.169 --
1996 151.025 158.433
1997 136.746 173.971
1998 137.564 82.850
1999 135.384 117.085
2000 135.578 192.438
2001 134.379 195.137
2002 144.700 177.667

13.1.3 Produksi Tembakau Menurut Propinsi. Hampir seluruh (96%) produksi tembakau Indonesia berasal dari tiga propinsi. Produksi tembakau terbanyak adalah di propinsi Jawa Timur (56%) kemudian Jawa Tengah (23%) dan NTB (17%) dan sisanya di DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Bali.
Tabel 13.3 Produksi tembakau menurut propinsi, Indonesia 2001
Propinsi Produksi Persentase
Jawa Timur 101.091 56,2
Jawa Tengah 40.520 22,5
NTB 30.424 16,9
DI Yogyakarta 2.151 1,2
Sumatera Utara 1.936 1,1
Jawa Barat 1.890 1,1
Bali 1.777 1,0
Jumlah Keseluruhan 179.789 100,0

13.2.1 Lahan untuk Tembakau
13.2.1 Proporsi Lahan Pertanian untuk Penanaman Tembakau. Pada tahun 2000, lahan pertanian untuk penanaman tembakau adalah 0,82% dari total lahan pertanian semusim dan 0,37% dari total lahan pertanian. Proporsi lahan pertanian yang digunakan untuk menanam tembakau secara umum telah menurun sejak awal tahun 1990.
Tabel 13.4 Persentase luas lahan pertanian untuk tembakau, 1990-2000
Tahun % Lahan Tembakau terhadap total Arable Land % Lahan Tembakau terhadap Lahan Pertanian
1990 1,16 0,52
1991 1,19 0,52
1992 0,92 0,40
1993 0,93 0,40
1994 1,06 0,43
1995 1,25 0,51
1996 1,24 0,53
1997 1,20 0,52
1998 1,18 0,52
1999 0,85 0,38
2000 0,82 0,37

13.2.2 Luas Lahan Tembakau Menurut Jenis. Tembakau dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Voor-Oogst dan Na-Oogst. Voor-Oogst adalah kelompok tembakau yang biasa ditanam pada musim hujan dan dipanen pada musim kemarau dan kelompok Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim hujan. Jenis tembakau Voor-Oogst diantaranya tembakau Virginia, tembakau Rakyat (rajangan) dan tembakau Lumajang. Pengamatan selama 1996-2001 menunjukkan bahwa sekitar 90 - 95% total lahan tembakau digunakan untuk menanam tembakau kelompok Voor-Oogst dan sisanya untuk kelompok Na Oogst.
13.2.3 Luas Lahan Tembakau Rakyat. Pada tahun 2001, sekitar 75% lahan tembakau (173,7 ribu ha) ditanami tembakau Rakyat. Paling banyak ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing seluas 101.000 ha dan 62.000 ha. Menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian 2002,7 30% tembakau Rakyat digunakan sebagai bahan baku rokok kretek. Dari berbagai jenis tembakau Rakyat, yang paling banyak digunakan adalah tembakau jenis Madura dan Temanggung.
13.2.4 Luas Lahan Tembakau Virginia. Setelah tembakau Rakyat, jenis tembakau yang banyak ditanam adalah tembakau Virginia. Pada tahun 2001, sekitar 18% (42,1 ribu ha) dari total luas lahan tembakau di Indonesia digunakan untuk menanam tembakau Virginia. Jenis tembakau yang lebih banyak digunakan sebagai bahan baku rokok putih ini banyak ditanam di Jawa Timur (23,4 ribu ha) dan di NTB (18 ribu ha). Menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian 2001, 70% tembakau Virginia digunakan untuk bahan baku rokok putih.
13.2.5. Luas Lahan Tembakau Na-Oogst. Untuk kelompok tembakau yang ditanam pada musim kemarau (Na-Oogst) di Indonesia luas lahannya sekitar 16 ribu hektar. Kelompok tembakau ini terdiri dari beberapa jenis, Deli, Vorstenlanden dan Besuki-NO. Jenis tembakau Besuki NO yang mendominasi tembakau Na-Oogst.
13.3 Harga Tembakau
13.3.1 Tren Perubahan Harga Tembakau. Harga riil daun tembakau meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun 1996 sampai tahun 2000. Harga tembakau sangat bervariasi tergantung pada jenis tembakau, kualitas tembakau dan kondisi supply dan demand. Kriteria standar kualitas tembakau yang digunakan terlalu banyak. Kualitas tembakau ditentukan oleh kegunaannya. Standar penentuan ‘grade’ sangat bervariasi tergantung pada kegunaan tembakau, jenis tembakau dan kualitasnya sehingga petani sering mengalami kesulitan dalam menentukan gradenya. Akibatnya penentuan harga tembakau sangat ditentukan pada saat transaksi dimana pihak petani sering berada dalam posisi tawar yang lemah.
Tabel 13.5 Rata-rata harga daun tembakau kering, 1996-2000
Rata-Rata Harga Daun Tembakau (Rp/Kg)
1996 1997 1998 1999 2000
Harga nominal 4.053 4.096 4.295 7.152 12.990
Harga riil 1.016 2.409 1.441 1.744 2.830

13.3.2 Variasi Harga Tembakau Menurut Jenis. Pada tahun 2002, harga tembakau Rakyat yang terdapat di 5 propinsi berkisar antara Rp 6.000,- hingga Rp 45.000,- per kg. Harga tembakau Virginia yang terdapat di 3 propinsi bervariasi antara Rp 6.000,- - Rp 16.000,-/kg tergantung kualitasnya. Sedangkan harga tembakau Besuki NO yang terdapat di Jawa Timur Rp 14.000,-/kg.
Tabel 13.6 Harga tembakau menurut jenis tembakau dan propinsi, 2002
No. Propinsi Harga Tembakau (Rp/kg)
Rakyat Virginia Besuki NO
1. Jawa Barat 10.000 (sedang)
30.000 (baik)
2. Jawa Tengah 14.000-50.000 7.000
3. DI Yogyakarta 25.000 (sedang)
45.000
4. Jawa Timur 6.000-10.000 6.000 14.000
5. Bali 9.000-10.000 9.000-12.000
6. NTB 6.000-9.000 8.000-16.000

13.3.3 Pendapatan Usaha Tani Tembakau
13.3.3 Produktifitas Lahan Tembakau. Produktifitas lahan tembakau sangat ditentukan banyak faktor diantaranya jenis bibit yang digunakan, musim atau cuaca, cara bercocok tanam dan ketersediaan air. Selama periode 1995-2002, produktifitas lahan tembakau cenderung menunjukkan peningkatan yaitu dari 649 kg/ha menjadi 827 kg/ha.
Tabel 13.7 Produktifitas lahan tembakau, 1995-1998
Tahun Produktifitas (kg/ha)
1995 649
1996 680
1997 624
1998 621
1999 809
2000 804
2001 814
2002 827

13.3.4 Keuntungan Usaha Tani Tembakau. Keuntungan ditentukan oleh jenis tembakau yang ditanam dan lokasi penanaman. Pada periode musim tanam 1997/1998, keuntungan usaha tani bervariasi dari Rp 1,17 juta (US$ 133) hingga Rp 3,95 juta (US$ 450) per ha.23 Jenis tembakau yang memberikan keuntungan terbesar adalah jenis tembakau Virginia yang ditanam di NTB dan Bali. Namun, jenis ini hanya merupakan 18% dari seluruh tembakau yang ditanam. Jenis tembakau ini tidak banyak ditanam di Indonesia. Yang banyak ditanam adalah jenis tembakau Rakyat dengan keuntungan sebesar Rp 1,2 – 2,2 juta per ha.
13.3.5 Tren Impor Daun Tembakau. Impor daun tembakau Indonesia selama periode 1999-2001 didominasi oleh tembakau stemmed virginia terutama untuk rokok putih. Dari kuantitasnya, sebanyak 48,1 sampai 65,7% impor daun tembakau Indonesia adalah jenis tembakau Virginia tanpa tangkai (stemmed Virginia). Secara keseluruhan kuantitas impor daun tembakau Indonesia untuk periode 1998-2001 naik 62% yaitu dari 16.882 ton menjadi 44.346 ton.
13.3.6 Kuantitas Impor Tembakau Virginia Tanpa Tangkai. Impor tembakau Virginia tanpa tangkai Indonesia periode 1999-2001 paling banyak berasal dari Cina. Selama periode tersebut persentase kuantitas impor daun tembakau Virginia tanpa tangkai dari Cina sebesar 75,3% sampai 76,3%. Secara keseluruhan, kuantitas impor daun tembakau Virginia tanpa tangkai Indonesia mengalami kenaikan dari 26.521 ton (1999) menjadi 36.938 ton (2001).
13.3.7 Nilai Impor Tembakau Virginia Tanpa Tangkai. Pada tahun 2001, nilai impor tembakau Virginia tanpa tangkai adalah US$ 108.727 juta, yang berarti mengalami peningkatan secara nominal dari tahun 1999 yang besarnya US$ 81.649 juta. Diantara negara asal impor, nilai impor tembakau Virginia tanpa tangkai yang terbesar berasal dari Cina, dengan persentase berkisar antara 62,7% - 66% dari total nilai impor. Tahun 2001 sebesar US 71,7 juta atau 66% dari total nilai impor.
Tabel 13.8 Impor tembakau virginia menurut negara asal, kuantitas dan nilai 2001

Negara asal Kuantitas impor Nilai impor
Jumlah % US$ ‘000 %
Cina 28.182 76,3 71.764 66,0
Zimbabwe 2.995 8,1 13.988 12,9
Brasilia 2.118 5,7 4.516 4,2
Amerika 1.483 4,0 12.788 11,8
Turki 586 1,6 1.914 1,8
Yunani 469 1,3 -- --
Lain-lain 1.106 3,0 2.777 2,6
Total 36.938 100,0 108.727 100,0











FAKTA SEPUTAR TEMBAKAU

• Hampir satu dari tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa meningkat menjadi 31,5% tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun 1995.
• Nikotin merupakan racun alkaloid yang hanya ada di dalam tembakau, sangat adiktif (menyebabkan ketagihan) dan mempengaruhi otak dan susunan saraf pusat. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga petembakau senantiasa membutuhkan kadar nikotin yang lebih tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dari ketagihannya.
• Sifat nikotin yang sangat adiktif ini dibuktikan oleh adanya “jurang” antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan mereka yang berhasil. Survei pada anak-anak sekolah usia 13-15 tahun di Jakarta menunjukkan bahwa 20,4% adalah perokok tetap,dan 80% diantaranya ingin berhenti merokok tetapi tidak berhasil.
• Salah satu alasan mengapa banyak orang sulit menerima bahaya penggunaan tembakau terhadap kesehatan adalah karena tidak merasakan timbulnya penyakit, Padahal jika sudah terkena pengaruh adiktif dari nikotin dalam tembakau, mereka menjadi sulit untuk berhenti. dan dalam tenggang waktu yang cukup lama (20 - 25 tahun) sejak seseorang mulai menggunakan tembakau maka mulai akan timbul berbagai penyakit, seperti kanker paru, dll.
• Asap tembakau dapat mengganggu kehamilan. Ibu hamil yang menggunakan tembakau dapat mengalami kejang, kehamilan (eklampsia) dan keguguran. Selain itu tembakau juga dapat menyebabkan bayi yang lahir dari ibu yang metembakau mengalami BBLR, gangguan tumbuh kembang, serta gangguan lain seperti gangguan oksigenasi janin, imunitas dan enzim pernapasan.
• Nikotin dan zat kimia lain dalam tembakau mengalir juga dalam air susu ibu (ASI). Anak yang menjadi perokok pasif sekaligus mendapat ASI yang tercemar zat kimia dalam tembakau memiliki kadar kotinin (hasil tambahan nikotin) yang tinggi dalam urin mereka.
• Tembakau juga dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan reproduksi. Pada laki-laki tembakau dapat menyebabkan infertilitas, impotensi, dan gangguan pada sperma. Pada perempuan tembakau dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan, nyeri haid, menopause dini serta infertilitas.
• Dalam Sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHO) ke 56 pada bulan Mei 2003, 192 negara anggota WHO dengan suara bulat mengadopsi Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control - FCTC) yaitu perjanjian kesehatan masyarakat yang pertama, Melarang pernyataan yang menyesatkan, termasuk “light,” dan mild,” serta “rendah tar”. Pernyataan yang menyesatkan bertujuan untuk menyamarkan bahaya kesehatan yang berkaitan dengan tembakau.
• Asap tembakau mengandung 4000 bahan kimia, tar, dan nikotin, termasuk 43 diantaranya yang diketahui menyebabkan kanker (karsinogen) pada manusia, namun di tingkat internasional, industri tembakau telah menghabiskan jutaan dollar untuk membantah bukti-bukti ilmiah mengenai dampak negatif asap tembakau pada kesehatan, karena dapat merugikan kepentingan usaha mereka.
• Sejak pertengahan tahun 1950- an, industri tembakau di negara maju telah menyembunyikan fakta mengenai bahaya metembakau bagi kesehatan dan berupaya keras untuk tidak mengindahkan undang-undang tembakau di negara tersebut dan berusaha membeli pengaruh (politis) untuk melawan upaya pengendalian tembakau.
(http://indotc1.blogspot.com, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...