Laman

Selasa, 02 Februari 2010

teknik aplikasi herbisida

TEKNIK APLIKASI HERBISIDA

Junita Sinambela/070301054
Mahasiswi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.



ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian tempat 25 m dpl. Percobaan ini bertujuan umtuk mengukur aplikasi perlakuan herbisida yang seragam pada suatu areal, sehingga diperoloh hasil pengendalian yang efektif dan efisien. Percobaan ini menggunakan air, dan knapsock. Luas areal yang dikalibrasikan panjangnya16,25 m dan lebar 1,95 m dengan volume awal 10 liter/ha. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa air yang digunakan untuk luas areal tersebut 2,5 liter/ha dan volume yang diperlukan sebanyak 788,892 lite/hr, volume semprot untuk dosis herbisida 2 liter/ha sebanyak 788,8983 liter/ha dan untuk volume semprot dengan dosis herbisida 3 liter/ha sebanyak 788,8995 liter/ha.

Kata Kunci: kalibrasi, air, volume semprot

PENDAHULUAN
Pengendalian gulma dewasa ini di Indonesia cukup berkembang disbanding pemanfaatan sumber daya dan eradikasi gulma itu sendiri. Cara pengendalian dapat dilakukan secara fisik (manual, mekanis, pemanfaatan dan kultur teknis), biologi dan kimia (herbisida). Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida sudah banyak diterapkan di lapangan baik pada budidaya komoditas tanaman perkebunandan industri maupun tanaman pangan, hortikultura dan perairan. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan tenaga kerja di tingkat usaha tani, serta banyaknya pilihan herbisida yang efektif dan selektif sebagai haerbisida pra tumbuh dan purna tumbuh sesuai dengan komoditas tanaman yang dibudidayakan (Tjitrosemito, 2004).

Herbisida adalah suatu bahan kimia (pestisida) yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan gulma. Cara yang paling efektif untuk menanggulangi gulma ialah menggunakan herbisida dalam kombinasi dengan cara pengendalian lainnya. Keuntungan penggunaan herbisida yaitu: a) Menggunakan herbisida menghemat tenaga. b) Herbisida dapat dapat digunakan dalam lingkungan apapun. Sedangkan kerugian penggunaan herbisida adalah: menggunakan herbisida yang sama terus-menerus mengakibatkan berkembangnya gulma, khususnya jenis tahunan yang sulit dikendalikan dengan herbisida (Sebayang, 2005).

Proses aplikasi herbisida menyangkut berbagai aspek antara lain: 1) Penyediaan larutan yang sesuai. 2) Pembuatan butiran cairan semprot. 3) Gerakan butiran cairan semprot kepada sasaran. 4) Impak butiran pada sasaran (Sukman dan Yakup, 2002).

Di dalam melakukan kalibrasi terdapat tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan kalibrasi yakni:
 Ukuran lubang nozel.
 Tekanan dalam tangki alat semprot.
 Kecepatan pergerakan (berjalan) aplikator.
(Anderson, 1977).


BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tanggal 18 April 2007 dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Percobaan ini menggunakan air sebagai pelarut herbisida, gelas ukur untuk mengukur herbisida yang akan digunakan, ember plastik sebagai tempat menaruh air, glifosat sebagai herbisida yang akan diaplikasikan, dan Knapsock Sprayer sebagai alat semprot. Sebelum mengkalibrasikan air pada pelataran parkir, ditentukan terlebih dahulu volume awal dengan rumus:
Volume yang diaplikasikan = Volume yang diperlukan
Luas areal perlakuan Luas areal yang akan diberi perlakuan


Kemudian ditentukan banyaknya volume semprot yang diperlukan untuk dosis herbisida 2 liter/ha dan 3 liter/ha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Volume larutan yang diketahui (V1) = 10 L
Volume larutan yang tertinggal dalam tangki (V3) = 7,5 liter
Volume semprot (V2) = V1 – V3
= 2,5 liter
Lebar Lahan = 1,95 m
Panjang Lahan = 16,25 m
Luas Lahan = P x L
= 31,69 m2
Volume yang diaplikasikan = Volume yang diperlukan
Luas areal perlakuan Luas areal yang akan diberi perlakuan

V = 2,5 x 10000 = 788,892 liter
31,69

Dosis Herbisida 2 liter = (2 x 31,69 ) : 10.000 = 0,006 liter
Dosis Herbisida 3 liter = (3 x 31,69 ) : 10.000 = 0,0095 liter
Volume semprot per Hektar Dosis Herbisida 2 liter = 788,892 + 0,0063
= 788,8983 liter

Volume semprot per Hektar Dosis Herbisida 3 liter = 788,892 + 0,0095
= 788,8995 liter
Pembahasan
Dari hasil percobaan dengan mengkalibrasikan air pada luas lahan 31,69 m2, maka diperoleh volume semprot dengan dosis herbisida 2 liter/ha sebanyak 788,8983 liter/ha. Dan volume semprot dengan dosis herbisida 3 liter/ha sebanyak 788,8995 liter/ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume air yang akan digunakan untuk mengaplikasikan herbisida dengan dosis anjuran 2 liter/ha dengan dosis anjuran 3 liter/ha yang diaplikasikan pada luas areal yang sama membutuhkan volume air yang tidak jauh berbeda tetapi harus tetap diperhatikan kesesuaiannya. Hal ini sesuai dengan literatur dari Sukman dan Yakup (2002) yang menyatakan bahwa penyediaan larutan yang sesuai merupakan salah satu aspek penting dalam proses aplikasi herbisida.
Di dalam melakukan kalibrasi ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi yaitu ukuran lubang nozzle, tekanan dalam tangki alat semprot, dan kecepatan berjalan aplikator. Ketiga faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu volume larutan herbisida tertentu yang dapat dilepaskan melalui lubang nozzle pada setiap waktu yang dikehendaki. Hal ini sesuai dengan literatur Anderson (1977) bahwa di dalam melakukan kalibrasi terdapat tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan kalibrasi yakni ukuran lubang nozel, tekanan dalam tangki alat semprot, dan kecepatan pergerakan (berjalan) aplikator.



KESIMPULAN
1. Pada luas lahan 31,69 m2 dengan volume awal 10 liter dan volume akhir 7,5 liter maka diperoleh volume yang diperlukan sebanyak 2,5 liter.
2. Pada luas lahan 31,69 m2 dengan dosis herbisida 2 liter/ha maka diperoleh volume semprot sebanyak 788,8983 liter/ha.
3. Pada luas lahan 31,69 m2 dengan dosis herbisida 3 liter/ha maka diperoleh volume semprot sebanyak 788,8995 liter/ha.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, W.P., 1977. Weed Scince. West Publishing, Los Angeles.

Sebayang, H. T., 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang

Sukman, Y., dan Yakup, 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tjitrosemito, S., Sri S.T., dan Imam M., 2004. Prosiding Konferensi Nasional XVI Himpunan Ilmu Gulma Indonesia SEAMEO BIOTROP, Bogor, 15-17 Juli 2003. Bogor-Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...