Laman

Senin, 05 Oktober 2009

pengaruh pemberian pupuk nitrogen, fosfor, kalium dan pupuk supertop terhadap pertumbuhan dan produksi sawi (Brassica juncea L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NITROGEN, FOSFOR, KALIUM DAN PUPUK SUPERTOP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)



LAPORAN



OLEH:

JUNITA SINAMBELA
070301054/BDP-AGRONOMI
32











LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NITROGEN, FOSFOR, KALIUM DAN PUPUK SUPERTOP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)

LAPORAN

OLEH:

JUNITA SINAMBELA
070301054/BDP-AGRONOMI
32

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Agronomi Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ditugaskan oleh:



(Ir. Hj. Sabar Ginting, MS.)
Nip: 130 535 885
Dosen Penanggungjawab

Disetujui oleh: Diperiksa oleh:



(Jojor Cinta Bakkara) (Theresia Haga Ulinta Ginting)
NIM. 040301047 NIM. 050301053
Assisten Koordinator Assisten Korektor







LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN HORTIKULTURA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
ABSTRAK
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh pemberian pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium dan Supertop terhadap pertuumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.). Percobaan ini dilaksanakan di lahan percobaan Laboratorium Agronomi Tanaman Hortikultura, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor I adalah Faktor pemberian pupuk Nitrogen, Posfor dan Kalium, Faktor II adalah Faktor pemberian pupuk Supertop. Hasil percobaan menunjukan bahwa pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium dan pupuk Supertop tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi sawi (Brassica juncea L.).

Kata kunci : NPK, Supertop dan Sawi
















ABSTRACT



The objective of this experiment was to know effect of Nitrogen, Phosfor, Kalium fertilizers and Supertop fertilizers for mustard growth and production. The experiment was conducted in Agronomi Tanaman Hortikultura Laboratory Land, Agriculture Faculty, North Sumatera University with altitude ± 25 m above sea level, from March to April 2009. The experiment used Randomized Complete Block Design ( RAK) with 2 factors and 4 replications. The first factor was Nitrogen, Phosphorus and Potassium fertilizers. The second one was Supertop fertilezers. The experiment result showed that media didn’t give significant effect of mustard growth and production.

Key words : NPK, Spertop, and Mustard









RIWAYAT HIDUP
Junita Sinambela lahir pada tanggal 2 April 1989 di Medan. Anak pertama dari empat bersaudara. Anak dari Bapak P. Sinambela dan Ibu N. Manurung.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
SD Negeri 050721 di Gohor Lama Tamat tahun 2001
SMP Negeri 1 di Hinai Tamat tahun 2004
SMA Negeri 1 di Stabat Tamat tahun 2007

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Departemen Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SPMB pada pilihan pertama pada tahun 2007 sampai sekarang.









KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium dan Pupuk Supertop Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Hj. Sabar Ginting, MS., Ir. Jasmani Ginting, MP., Ir. Mariati, MSc., Ir. Asil Barus, MS., selaku dosen mata kuliah Agronomi Tanaman Hortikultura. Terima kasih yang sama juga penulis ucapkan kepada abang dan kakak asisten yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun.

Ahkirnya penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................. i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 3
Hipotesa Percobaan 3
Kegunaan Penulisan 4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman......................................................................................... 5
Syarat Tumbuh........................................................................................... 6
Iklim............................................................................................... 6
Tanah.............................................................................................. 7
Pupuk Nitrogen.......................................................................................... 8
Pupuk Fosfor.............................................................................................. 9
Pupuk Kalium............................................................................................11
Pupuk Supertop..........................................................................................12

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu percobaan....................................................................14
Bahan dan Alat...........................................................................................14
Metode Percobaan......................................................................................14

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persemaian ................................................................................................17
Persiapan Lahan.........................................................................................17
Penanaman.................................................................................................17
Pemupukan.................................................................................................17
Pemeliharaan..............................................................................................18
Penyiraman.....................................................................................18
Penyulaman....................................................................................18
Penyiangan.....................................................................................18
Pengamatan Parameter...............................................................................18
Tinggi Tanaman (cm).....................................................................18
Jumlah Daun (Helai)......................................................................19
Diameter Batang (cm)....................................................................19
Produksi Per Plot (gr).....................................................................19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil...........................................................................................................20 Pembahasan................................................................................................25
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan................................................................................................27
Saran..........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
























DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) 21
2. Data pengamatan jumlah daun 3 MST (helai) 22
3. Data pengamatan berat basah tanaman (gr) 23
4. Data pengamatan produksi per plot (gr) 24























DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
1. Grafik Tinggi Tanaman 3 MST 21
2. Grafik Jumlah Daun 3 MST 23
3. Grafik Berat Basah Tanaman 24
4. Grafik Produksi Per Plot 25

































PENDAHULUAN
Latar Belakang
Brassica juncea tampaknya berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki pegunungan Himalaya. Migrasi terjadi kepusat domestikasi sekunder di India, wilayah tengah dan barat Cina, dan wilayah pegunungan Kaukasus. Catatan dalam bahasa Sansekerta menunjukkan bahwa tanaman ini ditanam sejak tahun 300 SM. Tanaman setahun yang menyerbuk sendiri ini, umumnya tahan yerhadap suhu rendah, juga dikenal luas sebagai sawi India, sawi coklat, atau sawi kuning. Klasifikasi anggota Brassica juncea amat membingungkan karena terdapat berbagai bentuk yang berbeda dan karena beberapa jenis kadang-kadang disebut sebagai sawi Cina atau sawi Oriental (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Sawi dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: sawi jabung, bisa hidup di tanah kering; sawi hijau, juga bisa hidup di tanah kering; sawi putih, tak tahan terhadap hujan, tak mudah diserang oleh ulat. Sawi ini berbulu dan rasanya tajam (AAK, 1992).

Sawi pahit atau sawi hijau merupakan sayuran daun yang mirip dengan caisin. Batangnya pendek, tegap, dan daunnya berwarna hijau tua, mempunyai tangkai daun sempit dan berbentuk bulat, berwarna hijau tua. Jenis ini kurang digemari banyak orang karena rasanya pahit (Sutarya dan Gerard, 1995).

Sawi dapat dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan dalam bentuk masak. Selain itu daun sawi hijau juga sering dibuat asinan oleh masyarakat Cina (Sunarjono, 2003).
Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi (http://zuldesains.wordpress.com, 2009).
Pupuk Nitrogen cukup banyak perannya namun kalau diamati di pasaran tidak semua pupuk tersedia dan dijual. Hal ini erat kaitannya dengan kebiasaan petani dalam penggunaannya. Umunya petani hanya memiliki Urea dan ZA sehingga tentu saja pedagang pupuk tidak akan menjual pupuk lain, selain dari Urea dan ZA (Marsono, 1998).

Fosfor merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Tetapi, fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer ( H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Menurut Tisdak (1985), kemungkinan P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk finofosfat dan metafosfat. Bahkan, ada pendapat lain (Thomson, 1982) bahwa kemungkinan P diserap dalam bentuk senyawa fosfat organik yang larut air, misalnya asm nukleat dan phitin (Rosmarkam dan Nasih, 2002).

Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor. Ia diserap tanaman dalam jumlah mendekati atau melebihi jumlah Nitrogen seperti halnya pada tanaman umbu-umbian, walaupun Kalium tersedia dalam tanah terdapat dalam jumlah yang terbatas (Hakim dkk., 1986).

Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk ion sulfat (SO42-) yang tidak banyak terdapat dalam tanah mineral. Karena bermuatan negatif ion sulfat mudajh hilang dari daerah perakaran karena tercuci oleh aliran air. Kususnya terjadi pada tanah berpasir. Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan organik yang telah terdekomposisi, sulfur elemental (bubuk/batu belerang) dari aktivitas vulkanis dan partikel dari cerobong asap pabrik yang terbawa ketanah oleh hujan (Novizan, 2007).

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium dan pupuk Supertop terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.).

Hipotesa Percobaan


• Ada pengaruh pemberian pupuk Nitrogen, Posfor dan Kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.).
• Ada pengaruh pemberian pupuk Supertop terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.).
• Ada interaksi antara pemberian pupuk Nitrogen, Posfor, Kalium dan Supertop terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.).

Kegunaan Percobaan
• Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
• Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan.














TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Papaforales
Family : Cruciveraceae
Genus : Brassica
Species : Brassica juncea L.


Tanaman sawi mempunyai akar tunggang dengan akar samping yang banyak tetapi tetap dangkal. Sistem perakaran tanaman sawi ini relatif dangkal yakni menembus pada kedalaman tanah antara 20 – 30 cm (http://id.wikipedia.org, 2009).


Batang tanaman sawi umumnya pendek, langsing dan banyak mengandung air. Disekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat helai daun yang bertangkai pendek (Subekti dkk., 2009).


Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Urat daun utama tanaman sawi lebih sempit daripada tanaman petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2003).


Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna kuning pucat yang spesifik (Sunarjono, 2003).


Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecokelatan. Bijinya terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang lebih gemuk (Sunarjono, 2003).

Syarat Tumbuh

Iklim

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl (http://zuldesains.wordpress.com, 2009).

Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi umumnya sawi diusahakan di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang atau di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan (AAK, 1992).

Cahaya mungkin kurang penting artinya untuk perkecambahan benih pada beberapa tanaman, malah ada tanaman yang perkecambahannya terhambat oleh cahaya. Akan tetapi setiap tanaman butuh cahaya sebagai sumber energi untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya (Lakitan, 1995).

Sawi termasuk tanaman sayur yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau ndisediakan airyang cukup untuk penyiraman (Tim Penulis PS, 1993).

Tanaman ini tidak cocok dengan hawa yang panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 15-20˚ C. Pada suhu di bawah 15˚C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 26˚C tak akan berbunga (AAK, 1992).

Ketersediaan air sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman, baik secara vegetatif maupun secara generatif. Dalam proses perkecambahan biji , tahap paling awal yang erjadi adalah imbibisi, yakni proses masuknya air ke dalam biji. Tanpa didahului oleh proses imbibisi ini, tahap-tahap selanjutnya dalam proses perkecambahan biji tidak akan dapat berlangsung (Lakitan, 1995).

Tanah


Tanaman ini tumbuh baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air (AAK, 1993).

Tempat tumbuh yang dibutuhkan tanaman sawi yaitu tanahnya gembur, banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan derajat keasaman tanahnya (pH) antara 6-7. Tanaman tahan naungan dan tahan kekeringan. Waktu tanam yang tepat yaitu pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Selama pertumbuhannya tanaman ini harus cukup air (Sutarya dan Gerard, 1995).
Sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organic. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai pH 6-7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun lebih banyak diusahakan di dataran rendah. Sawi juga bisa ditanam pada saat musim kemarau asalkan airnya cukup tersedia untuk penyiraman (Nazaruddin, 2000).
.
Pupuk Nitrogen


Nitrogen berfungsi dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri, berfungsi dalam sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman (http://www.langit-langit.com, 2009).

Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3+). Sumber N tidak diperoleh dari batuan dan mineral tapi berasal dari hasil pelapukan bahan organis, dari udara melalui fiksasi N oleh mikroorganisme baik yang bersimbiosa dengan akar tanaman leguminosa seperti bakteri Rhizobium atau tidak seperti bakteri Azobacter dan Clostridium. Sumber lain dari nitrogen di dalam tanah melalui air hujan dan melalui pupuk buatan seperti urea atau ZA (Hasibuan, 2006).

Pupuk nitrogen mengandung hara tanaman N. Bentuk senyawa N umumnya berupa nitrat, amonium, amin, sianida. Contoh: kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2CONH2) dan kalsium sianida (CaCN2). Bentuk pupuk N ini berupa kristal, prill, pellet, tablet maupun cair (http://nasih.staff.ugm.ac.id, 2009).

Ditinjau dari segi fisiologinya Nitrogen mempunyai peranan antara lain: 1. reduksi metabolik nitrat dan asimilasi amonia. Nitrogen yang tersedia dalam tanah yang dapat diserab oleh akar tanaman ialah dalam bentuk ion-ion nitrat. Asimilasi amonia pada sebagian besar tanaman menjadi asam glutamat (Glutamic acid) (Nyakpa dkk, 1988).

Fungsi Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun, meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Kartasapoetra dan Sutedja, 2000).

Tanaman akan tumbuh dengan lambat bilamana kekurangan Nitrogen, tampak kurus, kerdil dan berwarna pucat dibanding dengan tanaman sehat. Kekurangan Nitrogen membatasi produksi protein dan bahan-bahan penting lainnya dalam pembentukan sel-sel baru. Kecepatan pertumbuhan tanaman berjalan proporsional dengan suplai Nitrogen (Nyakpa dkk, 1988).

Pupuk Fosfor
Tripel superfosfat (TSP) rumus kimianya Ca(H2PO4). Sifat umum pupuk Tripel superfosfat (TSP) sama dengan dengan pupuk DS. Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46% walaupun secara teoritis dapat mencapai 56 %. Pembuatan pupuk TSP dengan menggunakan sistem wet proses. Dalam proses ini batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya (seperti pembuatan pupuk DS) (http://nasih.staff.ugm.ac.id, 2009).

Peran pupuk Fosfor untuk tanaman antara lain : dapat mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman muda pada umumnya. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah, dapat meningkatkan produksi biji-bijian (Kartasapoetra dan Sutedja, 2000).

Fosfor (P) dalam pupuk dinyatakan dalam bentuk oksidanya yaitu P2O5. Pupuk TSP mengandung P sebesar 44% P2O5. Untuk mengetahui kadar P (bukan P2O5) maka harus dikalikan dengan suatu bilangan konversi: Prosentase P = 0.43 X prosentase P2O5, Prosentase P2O5 = 2.29 X prosentase P. Angka 0.43 berasal dari berat molekul P2O5 dibagi berat 2P. Berat atom P=31 dan O=16, sehingga 144:62 = 2.29 atau sebaliknya 62:144 = 0.43. Kadar yang ditunjukkan umumnya P yang larut dalam asam sitrat 2%; jadi bukan P yang larut air (http://nasih.staff.ugm.ac.id, 2009).

Di dalam tanah, fungsi Fosfor terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis dengan demikian adalah statis, hanya sebagian kecil saja yang tersedia dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat, sebagai bahan pembentuk pospor yang terpencar-pencar dalam tubuh tanaman (Kartasapoetra dan Sutedja, 2000).

Di dalam tanaman Fosfor merupakan unsur yang mobil dan bilaman terjadi kekurangan unsur ini pada suau tanaman maka Fosfor pada jaringan-jaringan tua akan di translokasikan ke jaringan yang masih efektif. Apabila terjadi kekurangan unsur Fosfor akan menghambat pertumbuhan tanaman dan gejalanya sulit diketahui sebagaimana gejala-gejala yang kelihatan pada tanaman-tanaman yang kurang unsur Nitrogen dan Kalium (Nyakpa, dkk., 1988).

Pupuk Kalium
Potassium terjadi sebuah kation sederhana (K+) seluruhnya pada system tanah dan tumbuhan. Potassium adalah lebih mobil dan oleh karena itu, pokok persoalan yang sesungguhnya tercuci pada tanah berpasir, khususnya jika pH relatif rendah. Potassium terjadi pada pertukaran kompleks dari semua tanah tetapi untuk sebuah tingkat yang jauh lebih besar pada tanah berliat (Sopher dan Jack, 1982).

Selain mengandung unsur K juga mengandung unsur N. Kadar K2O cukup tinggi 44% dan kadar N sekitar 13%. Pupuk ini kurang penting dan tidak banyak digunakan. Tanaman yang banyak menggunkan pupuk ini ialah tanaman tembakau, kapas. Niter merupakan pupuk majemuk dengan grade fertil¬izer 13-0-44 (http://nasih.staff.ugm.ac.id, 2009).

Sebagian besar unsur ini sangat diikat kuat sebagai mineral primer dan difiksasi dalam bentuk yang paling baik tersedia bagian tanaman. Penggunaan kalium seirama dengan penggunaan fosfor dan nitrogen paling sedikit satu hal (Buckman dan Brady, 1982).

Pada garis besarnya fungsi Kalium antara lain membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator pembentuk protein, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral, menetralkan reaksi dalam sel terutama dalam sel organik, menaikkan pertumbuhan jaringan meristem, mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang, memfiksasi enzim-enzim secara langsung ataupun tak langsung, meningkatkan kadar dan warna buah, lebih tahan terhadap serangan hama, perkembangan akar tanaman (Rosmarkam dan Nasih, 2002).

Gejala yang terjagi pada daun terjadi secara setempat-setempat. Pada permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap. Gejala yang terdapat pada batang, yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil (Kartasapoetra dan Sutedja, 2000).

Pupuk Supertop


Super Top Soil Conditioner, sebagai pembenah tanah yang dapat meningkatkan produkktivitas tanah yang kandungan utamanya adalah mineral alam zeolit. Pemakaian Super top selain untuk padi sawah, tanaman palawija, tanaman tahunan (kelapa sawit, cengkeh, karet, kopi, teh, durian, mangga, jeruk, anggur dll), juga berfungsi juga untuk pemakaian di tambak udang/ikan; menjamin kualitas air yang sesuai dengan ketentuan spesifik teknik (kejernihan air, oksigen, pH), mempercepat pertumbuhan dan mengurangi kematian udang/ ikan, menghisap gas amonia, nitrit dll. yang meracuni udang/ikan.
Bermanfaat juga untuk mengurangi Pemakaian Urea dan juga membantu kelangkaan terhadap Urea di pasaran. Dari beberapa contoh di atas, penggunaan AGRO 2000 dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen sebesar 25%-40% (http://www.agrobisnis.net, 2009).

Secara garis besar, mineral zeolite yang mempunyai Kapasitas Tukar Kation ( KTK ) dan daya retensi air yang tinggi dapat digunakan dalam usaha pertanian untuk dua tujuan yaitu: 1) Reklamasi tanah yang yang bermasalah seperti pH rendah, kelarutan Al dan Fe tinggi, seta fikasi fosfat yang tinggi (Mumptan,1984a). 2) Meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik yang sekaligus penyedia unsur hara seperti N


Peran unsur hara mikro yang spesifik secara fisiologi belum diketahui dengan pasti, tapi secara klasik dianggap penting untuk pembentukan lamela tengah karena diduga keras berperan pada sintesa, komponen struktural dinding sel. Oleh karena itu mempunyai peran penting pada pembentukan sel-sel baru (Hasibuan, 2006).










BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di Lahan Percobaan Agronomi Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Percobaan ini dimulai pada bulan Februari 2009 sampai dengan bulan April 2009.

Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih sawi (Brassica juncea L.) sebagai objek percobaan, pupuk Nitrogen, Posfor, Kalium dan pupuk cair Super top, amplop coklat untuk memungut hasil panen.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk mencangkul tanah dan membersihkan tanah (lahan) dari gulma, gembor untuk menyiram tanaman, handsprayer untuk mengaplikasikan pupuk cair Super top, kalkulator untuk menghitung data, alat tulis untuk mencatat data, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, goni untuk memungut hasil panen, spidol untuk menandai hasil panen.

Metode Percobaan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan, yaitu:
Faktor I : pemberian pupuk Nitrogen, Posfor dan Kalium yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu:
N0 : 0 gr/ tanaman
N1 : 1 gr/ tanaman
N2 : 2 gr/ tanaman
N3 : 3 gr/ tanaman
Faktor II : pemberian pupuk Sulfur yang terdiri dari 3 perlakuan:
S1 : 1 cc/ liter air
S2 : 2 cc/ liter air
S3 : 3 cc/ liter air
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan sebagai berikut:
N0S1 N0S2 N0S3
N1S1 NIS2 N1S3
N2S1 N2S2 N2S3
N3S1 N3S2 N3S3
Jumlah plot : 41
Jumlah tanaman / plot : 25
Jumlah tanaman seluruhnya : 1025
Jumlah tanaman sampel/plot : 5
Ukuran plot : 200 cm x 150 cm
Jarak tanam : 40 cm x 30 cm



Dari hasil percobaan dianalisis sidik ragam rancang acak kelompok (RAK) dengan model linier sebagai berikut:
Y ijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana :
Y ijk :nilai pengamatan pada blok ke-i, persilangan ke-j, dan varietas ke-k.
µ : nilai tengah
ρi : efek blok ki-i
αj : efek persilangan ke-j
Βk : efek varietas ke-k
(αβ)jk : efek persilangan ke-j dan varietas ke-k
Εijk :efek eror yang disebabkan oleh blok ke-i, persilangan ke-j, varietas ke-k.














PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persemaian
Sebelum ditanam di lapangan, sawi terlebih dahulu harus disemaikan. Persemaian dilakukan dikotak persemaian.

Persiapan Lahan
Lahan percobaan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman dengan menggunakan cangkul. setelah itu dilakukan penggemburan dan selanjutnya pembuatan plot-plot percobaan sesuai dengan ukuran plot yang telah ditentukan dan setip pinggir plot dibuat parit keliling sebagai drainase. Petak plot dengan ukuran 2m × 1,5m dan dibuat parit pemisah antar blok dan plot sebagai drainase dengan lebar 50 cm.

Penanaman
Penanaman dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan. Jarak tanam yang digunakan 40cm x 30cm. Kegiatan penanaman dilakukan pada saat sore hari.

Pemupukan
Pupuk kompos diberikan pada saat pengolahan lahan atau sebagai pupuk dasar.


Pemeliharaan
Penyiraman
Setelah tanaman dipindahkan kelapangan, penyiramana dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan setiap hari nya pada sore hari.

Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila dilapangan tampak ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang sempurna. Hal ini dilakukan seminggu setelah tanaman ditanam agar diperoleh pertumbuhan yang serentak.

Penyiangan
Biasanya setelah turun hujan, tanah disekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Kegiatan ini dilakukan dua minggu sekali.

Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung. Pengukuran mulai dilakukan setiap minggunya hingga akir masa vegetatif tanaman.












Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun dihitung tiap minggu mulai 2 MST. Dilakukan setiap minggunya hingga akir masa vegetatif tanaman.

Berat Basah Tanaman (gr)
Berat basah tanaman dihitung pada semua tanaman sampel, perhitungan dilakukan pada saat pemanenan.

Produksi Per Plot (gr)
Produksi per plot dihitung pada semua tanaman sampel, perhitungan dilakukan pada saat pemanenan.















HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari tabel sidik ragam (lampiran 2-8) diketahui bahwa pemberian pupuk nitrogen tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah daun 3 MST, berat basah tanaman, dan produksi per plot.

Dari tabel sidik ragam (lampiran 2-8) diketahui bahwa pemberian pupuk supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah daun 3 MST, berat basah tanaman, dan produksi per plot.

Dari tabel sidik ragam (lampiran 2-8) diketahui bahwa interaksi antara pemberian pupuk nitrogen dan pupuk supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST, jumlah daun 3 MST, berat basah tanaman, dan produksi per plot.

Tinggi Tanaman (cm)
Dari tabel sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk nitrogen, fosfor, kalium, pupuk supertop dan interaksi antara pupuk nitrogen dan supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 MST.

Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST dapat dilihat pada tabel 1.




Tabel 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST (cm)












Dari tabel 1 diketahui bahwa tinggi tanaman tertinggi terdapat pada N2S3 (35,15 cm) dan terendah terdapat pada N1S1 (21,30 cm).

Grafik tinggi tanaman 3 MST dapat dilihat pada gambar 1.


Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman 3 MST (cm)


Jumlah daun (helai)
Dari tabel sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk nitrogen, posfor, kalium, pupuk supertop, serta interaksi antara pupuk nitrogen dan supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun 3 MST.

Data pengamatan jumlah daun 3 MST dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Data Pengamatan Jumlah Daun 3 MST (helai)











Dari tabel 2 diketahui bahwa jumlah daun 3 MST tertinggi terdapat pada N3S2 (7,27 helai) dan terendah terdapat pada N0S2 (5,33 helai).

Grafik jumlah daun 3 MST dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun 3 MST (Helai)

Berat Basah Tanaman (gr)
Dari tabel sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk nitrogen, posfor, kalium, pupuk supertop, serta interaksi antara pupuk nitrogen dan supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah tanaman.

Data pengamatan berat basah tanaman dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Pengamatan Berat Basah Tanaman (gr)










Dari tabel 3 diketahui bahwa berat basah tanaman tertinggi terdapat pada N3S2 (7,27 gr) dan terendah N0S2 (5,33 gr).

Grafik berat basah tanaman dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Grafik Berat Basah Tanaman (gr)

Produksi Per Plot (gr)
Dari tabel sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk nitrogen, posfor, kalium, pupuk supertop, serta interaksi antara pupuk nitrogen dan supertop tidak berpengaruh nyata terhadap parameter produksi per plot.

Data pengamatan produksi per plot dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data Pengamatan Produksi Per Plot (gr)







Dari tabel 4 diketahui bahwa produksi per plot tertinggi terdapat pada N3S3(678,00 gr) dan terendah N2S2 (434,00 gr).

Grafik produksi per plot dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Produksi Per Plot (gr)

Pembahasan
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa pemberian pupuk Nitrogen tidak berpengaruh nyata pada semua parameter. Dimana Nitrogen berfungsi dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri, berfungsi dalam sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Walaupun seharusnya hal ini berpengaruh nyata pada vase pertumbuhan vegetatif tanaman. Dimana hal ini didukung oleh literatur http://www.lngit-langit.com (2009) yang menyatakan Nitrogen berfungsi dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri, berfungsi dalam sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.

Dari data percobaan dapat dilihat bahwapemberian pupuk cair super top tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Dimana Peran unsur mikro yang spesifik secara fisiologi belum diketahui dengan pasti, tapi secara klasik dianggap bahwa unsur mikro penting untuk pembentukan lamela tengah karena diduga keras berperan pada sintesa. Tetapi seharusnya pemberian unsur mikro tambahan ini memberikan pengaruh pada pembentukan sel-sel baru di masa vegetatif tanaman. Hal ini sesuai literatur Hasibuan (2004) Peran unsur hara mikro yang spesifik secara fisiologi belum diketahui dengan pasti, tapi secara klasik dianggap penting untuk pembentukan lamela tengah karena diduga keras berperan pada sintesa, komponen struktural dinding sel. Oleh karena itu mempunyai peran penting pada pembentukan sel-sel baru.

Dari data percobaan dapat dilihat bahwa interaksi pemberian pupuk Nitrogen dan Pupuk cair Supertop tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Dimana Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun, meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Walaupun seharusnya pertumbuhan vegetatif tanaman dapat dipengaruhi oleh pemberian unser Nitrogen tambahan ini. Hal ini sesuai dengan literatur Kartasapoetra dan Sutedjo (2000) yang menyatakan bahwa fungsi Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun.

KESIMPULAH DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian pupuk Nitrogen, Posfor dan Kalium tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dimana produksi tertinggi ada pada perlakuan N3.
2. Pemberian pupuk cair Supertop tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dimana produksi tertinggi ada pada perlakuan S3.
3. Interaksi antara pemberian pupuk Nitrogen, Posfor, Kalium dan Supertop tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dimana rata-rata produksi tertinggi ada pada interaksi perlakuan N3S3, Yaitu 678,00 gr.

Saran
Diharapkan pada percobaan berikutnya komoditas yang digunakan diganti oleh komoditas sayuran lain agar terjadi variasi komoditi.




DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Jakarta
Buckman, H.O. dan N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Prof. Dr. Soegiman. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Hakim, N., M. N. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong dan H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.

Hasibuan, B.E. 2006. Ilmu Tanah. FP USU. Medan.

http://nasih.staff.ugm.ac.id. 2009. Pupuk Nitrogen. Diakses pada tanggal 7 Juni 2009.

http://zuldesains.wordpress.com. 2009. Budidaya Tanaman Sawi. Diakses pada tanggal 7 Juni 2009.

http://www.tanindo.com. 2009. Sawi Dataran Rendah. Diakses pada tanggal 22 Maret 2009.

http://id.wikipedia.org. 2009. Sawi (Brassica juncea L.). Diakses pada tanggal 22 Maret 2009.

http://langit-langit.com. 2009. Fungsi Unsur Hara Makro (N-P-K). Diakses pada tanggal 15 Februari 2009.

http://www.agrobisnis.net. 2009. Supertop Pupuk Cair Organik. Diakses pada tanggal 05 Juni 2009

http://agro2000.wordpress.com. 2009. Agro2000 Pupuk Organik. Diakses pada tanggal 05 Juni 2009

Kartasapoetra., A.G. dan Sutedjo. 2000. Pupuk dan Cara Pemupukannya. Rineka Cipta. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya, dan Pasca Panen.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Marsono, P.L. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia. Jakarta.



Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis., Mamat. A.P., A.G. Amran., Ali. M., G.B. Hong., dan N. Hakim.1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Unversitas Lampung.
Lampung.

Rosmarkam, A. dan Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta

Rubatzky, V.E. dan M.Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi, dan
Gizi Jilid Kedua. ITB-Press. Bandung.

Subekti, N.A., Syafruddin., R. Efendi., dan S. Sunarti. 2009. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Sawi. Diakses dari situs http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/bjagung/e patpdf. Pada tanggal 3 Mei 2009.

Sopher, C.D. dan Jack V.B. 1982. Soil and Soils Management. Reston Publishing Company,Inc. A Prentice-Hall Company. Reston-Virginia

Sunarjono, H.H. 2008. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutarya, R. dan Gerard G. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah.
UGM Press. Yogyakarta

Tim Penulis PS. 1993. Sayur Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...