Laman

Rabu, 07 Oktober 2009

pemupukan bokashi pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum L.)

PEMUPUKAN BOKASHI PADA TANAMAN KACANG ERCIS (Pisum sativum L.)


PAPER




OLEH:

JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP - AGRONOMI
10





















LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN PANGAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
PEMUPUKAN BOKASHI PADA TANAMAN KACANG ERCIS (Pisum sativum L.)


PAPER


OLEH:

JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP - AGRONOMI
10




Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosa Departemen Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan





Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor



(Theresia Haga Ulinta Ginting)
NIM. 050301053



LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN PANGAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Pemupukan Bokashi Pada Tanaman Kacang Ercis (Pisum sativum L.)”. Paper ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Agronomi Tanaman Leguminosa yaitu Ir. Hj. Sabar Ginting, MS; Ir. Yaya Hasanah, MP, serta para asisten Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari paper ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini.

Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2009


Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 3
Kegunaan Penulisan 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman 4
Syarat Tumbuh 6
Iklim 6
Tanah 7

PEMUPUKAN BOKASHI PADA TANAMAN KACANG
ERCIS (Pisum sativum L.)
Jenis – Jenis Bokashi 8
Teknik- Teknik Aplikasi 10
Manfaat Aplikasi Bokashi 12

KESIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ercis, kacang ercis, atau kacang polong (Pisum sativum L., suku polong-polongan atau Fabaceae) merupakan tumbuhan penghasil sayuran berupa biji berwarna hijau. Ercis didatangkan oleh penjajah Belanda ke Indonesia karena sayuran ini populer di Eropa sebagai bagian dari salad atau sup. Nama "ercis" adalah pinjaman dari bahasa Belanda (erwtjes, "ercis kecil") (http://id.wikipedia.org, 2009a).
Ercis merupakan kacang-kacangan populer yang biasa disajikan dalam bentuk biji atau polong. Polong kacang ercis hampir digemari oleh setiap orang karena dapat dijadikan sayuran yang enak dan gurih. Selain itu buah ercis merupakan sumber protein nabati yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sayuran kacang lainnya. Kapri pun banyak mengandung vitamin A dan vitamin B (Sunarjono, 2004).
Ada tiga tipe utama tanaman ercis dan produk yang dipanennya, yaitu (1) tanaman yang menghasilkan biji muda tetapi telah berkembang sempurna dan sukulen, (2) tanaman yang menghasilkan polong muda, sukulen yang dapat dimakan, dan biji dan tanaman yang menghasilkan biji yang tumbuh sempurna, matang, dan kering. Di beberapa bagian wilayah Asia Timur, tajuk lembut tanaman ercis biasa digunakan sebagai sayuran hijau (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3+). Sumber N tidak diperoleh dari batuan dan mineral tapi berasal dari hasil pelapukan bahan organis, dari udara melalui fiksasi N oleh mikroorganisme baik yang bersimbiosa dengan akar tanaman leguminosa seperti bakteri Rhizobium atau tidak seperti bakteri Azobacter dan Clostridium. Sumber lain dari nitrogen di dalam tanah melalui air hujan dan melalui pupuk buatan seperti urea atau ZA (Hasibuan, 2006).

Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti “bahan organik yang telah difermentasikan”. Baja bokashi dibuat dengan melalui proses fermentasi bahan-bahan organik (dedak, hampas kelapa, tepung ikan, dsb) dengan EM (Effective Microorganism). Biasanya bokashi didapati dalam bentuk serbuk atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepang dalam memperbaiki tanah secara tradisional untuk meningkatkan kepelbagaian mikroba dalam tanah dan meningkatkan persediaan unsur bagi tanaman. Secara tradisional bokashi dibuat dengan cara menfermentasikan bahan organik seperti dedak dengan tanah dari hutan atau gunung yang mengandungi berbagai jenis mikroorganisme (alamasastaniorganik.wordpress.com, 2009).

Bokashi adalah metode pengomposan efektif. Dapat digunakan inokulasi aerobik atau anaerobik untuk menghasilkan kompos. Sekali pembuatannya dimulai, maka dapat dibuat/diproduksi ulang, seperti pada pembuatan yoghurt. Sejak populer diperkenalkannya Effective Microorganism (EM), bokashi umumnya dibuat hanya dengan molase, air, EM, dan kulit gandum. Namun, bokashi dapat dibuat dengan bahan organik inokulasi apapun dengan berbagai inang yang menguntungkan bakteri/ mikroba. Ini termasuk pupuk kandang, jamur kompos, jamur spora, pupuk cacing cair, tanah hutan/humus cair, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur dan bir. Molase dimakan oleh mikroba ketika mereka mengokulasi materi organik (http://id.wikipedia.org, 2009b).

Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pemupukan bokashi pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum L.)

Kegunaan Percobaan
 Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Leguminosa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
 Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.















TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Berdasarkan http://id.wikipedia.org (2009c) taksonomi tanaman kacang ercis adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Subfamili : Fabaideae Bangsa : Vicieae Genus : Pisum Spesies : Pisum sativum L.

Akar tunggang tanaman ini dapat mencapai kedalaman 80 cm. Namun sistem perakarannnya, sekalipun memiliki banyak akar lateral, tidak berkembang luas. Asosiasi simbiotik dengan spesies Rhizobium biasanya menguntungkan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kacang ercis atau ercis adalah tanaman yang berumur pendek. Tanaman ini berbentuk semak dan merambat. Batangnya panjang, kecil, serta ramping. Ujung-ujung batang atau cabang membentuk alat pemegang (sulur) yang panjang (Sunarjono, 2004).

Daun menyirip dengan 2-3 pasang daun dan carang ujung, pada pangkalnya terdapat 2 buah penumpu seperti daun, daun kadang-kadang berubah menjadi carang. (http://www.proseanet.org, 2009a).

Bunga ercis berkelamin ganda (hermafrodit), tumbuh pada ketiak daun, biasanya berwarna putih, tetapi dapat juga merah jambu, ungu, atau warna campuran; bunga ercis biasanya ungu. Bunga biasanya menyerbuk sendiri sebelum membuka sempurna sehingga frekuensi penyerbukan silangnya sangat rendah. Kultivar umur sangat genjah menghasilkan bunga setelah terbentuk lima atau enam buku. Beberapa kultivar umur dalam berbunga setelah memiliki 15 buku atau lebih. Jumlah buku yang tidak menghasilkan bunga merupakan sifat kultivar yang agak konsisten. Bunga terinisiasi secara berurutan, dimulai pada buku pembungaan terbawah dan meningkat bersamaan dengan perkembangan buku (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Polong ercis berbentuk bengkok (kembung), tidak pipih seperti kapri. Pada ujung buahnya tidak terdapat paruh. Jenis kapri ercis ini bijinya ada yang bulat dan ada pula yang keriput (Sunarjono, 2004).

Biji berbentuk bulat atau keriput dengan berbagai warna. Biji berkecambah dengan cepat (hipogeal) dan berkembang hingga matang dalam 80-150 hari. Penggolongan dilakukan berdasarkan pada tipe biji apakah bulat atau keriput. Biji bulat pada umumnya ditanam untuk mendapatkan biji matang sedangkan yang berbiji keriput ditanam untuk dikalengkan dan dibekukan dalam bentuk biji muda (http://www.proseanet.org, 2009b).




Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman ercis menghendaki iklim yang sejuk (dingin). Oleh karena itu ercis sebaiknya ditanam di datan tinggi (pegunungan) dengan ketinggian lebih dengan ketinggian lebih dari 700 m dpl agar dapat berbuah dengan baik (Sunarjono, 2004).

Ketersediaan air sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman, baik secara vegetatif maupun secara generatif. Dalam proses perkecambahan biji , tahap paling awal yang erjadi adalah imbibisi, yakni proses masuknya air ke dalam biji. Tanpa didahului oleh proses imbibisi ini, tahap-tahap selanjutnya dalam proses perkecambahan biji tidak akan dapat berlangsung (Lakitan, 1995).

Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan vegetatif tanaman ercis adalah 13C -18C; pada suhu di atas 29C, pertumbuhan tanaman praktis terhenti. Tanaman ini sangat tanggap terhadap suhu, khususnya selama perkembangan vegetatif, dan walaupun sayuran iklim dingin, tanaman ini peka terhadap bunga es. Bunga dan polong lebih rentan terhadap kerusakan akibat bunga es ketimbang daun dan batang; tanaman muda lebih toleran terhadap suhu rendah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Cahaya mungkin kurang penting artinya untuk perkecambahan benih pada beberapa tanaman, malah ada tanaman yang perkecambahannya terhambat oleh cahaya. Akan tetapi setiap tanaman butuh cahaya sebagai sumber energi untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya (Lakitan, 1995).





Tanah


Ercis ditanam pada berbagai tipe tanah, dari liat berpasir ringan hingga lempung liat berat. Kekurangan mangan pada tanah akan ditandai dengan pH tanah yang tinggi. Tanah yang berdrainase buruk dan padat sangat menghambat produktivitas tanaman, dan meningkatkan kerentanan tanaman terhadap penyakit akar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Adapun syarat-syarat penting agar tanaman ercis tumbuh baik ialah tanahnya harus gembur, banyak mengandung humus (subur), air tanah tidak menggenang, dan pH tanahnya antara 5,5-6,5 (Sunarjono, 2004).















PEMUPUKAN BOKASHI PADA TANAMAN
KACANG ERCIS (Pisum sativum L.)



Jenis – Jenis Bokashi


Bokashi padat; merupakan pupuk organik yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organik, jerami, sekam, serbuk kayu, serasah dan lain – lain, dicampur dedak, disiram dengan EM dan molase, selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.

Bokashi cair; dibuat dari kencing hewan ( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampur dengan EM dan molase difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaannya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Penggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai patogen secara efektif.

Fermentasi ekstrak tanaman; formula ini lebih dikenal dengan nama fermented plant ekstrak (FPE). FPE dapat dibuat dari campuran berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.

EM aktif; dibuat dari EM asli dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan ke dalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah.

Fermentasi sari buah; pada musim buah-buahan banyak buah-buahan yang terbuang. Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan diekstrak dan difermentasi dengan EM dan molase. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.

Fermentasi kaldu ikan; seperti halnya sari buah, kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1 bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alkohol. Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi patogen.

EM-5; EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4, molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisida organik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus. Untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi patogen.
(http://www.em4indonesia.com, 2009a).



Teknik – Teknik Aplikasi Bokashi

Penyiapan lahan :
• Untuk pertama kali tanah perlu dicangkul atau dibajak. Siapkan bokashi kurang lebih 2 ton.
• Taburkan bokashi di atas tanah, campurkan tanah dengan bokashi.
• Siram dengan EM aktif dengan konsentrasi 1/mil sekurang-kurangnya 1 liter/m2.
Persiapan bibit :
• Tanah untuk persemaian dicampur dengan bokashi arang sekam diolah sebagaimana mestinya, disiram dengan larutan EM aktif dengan kosentrasi 1 %.
• Biji sebelum disebar direndam dengan larutan EM aktif dengan konsentrasi satu per seribu (1%) biji kecil seperti wortel dan selama 20 – 30 menit, biji mentimun 30 – 60 menit dan biji besar (jagung, kacang tanah, ercis dll.) selama 2-3 jam.
• Selama di pembibitan (persemaian) bibit disemprot dengan EM aktif atau FPE setiap minggu.
• Menjelang ditanam bibit dicelupkan kedalam larutan EM aktif dengan konsentrasi 1%.
• Penanaman dan pemeliharaan.
• Taburkan bokashi 100 gram per m2 dilanjutkan dengan penanaman bibit.
• Siram dengan EM aktif 1-2 permil sebanyak 1 liter/m2.
• Semprot dengan FPE 1 – 2 per mil setiap 1- 2 minggu, siram dengan EM aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
(http://www.em4indonesia.com, 2009b).




Cara penggunaan secara umum :
 Tiga atau empat genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap meter persegi tanah disebar merata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.
 Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah.
 Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam.
 Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali.
Cara penggunaan secara khusus :
 Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah sawah karena ketersediaan bahan yang cukup.
 Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil.
 Bokashi ekspres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahaan.
(http://www.deptan.go.id, 2009).



Manfaat Aplikasi Bokashi
Penggunaan baja bokashi merangkumi prinsip ekologi berikut:
1) Memperbaiki struktur tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
2) Mengoptimumkan bahan sedia dan keseimbangan unsur mineral tanah, melalui pengikatan nitrogen, penyerapan mineral, penambahan dan baja dari hasil usaha tani.
3) Mengurangi kehilangan hasil tani akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan kikisan 4) Mengurangi kehilangan hasil tani akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha pencegahan melalui perlakuan yang baik (alamasastaniorganik.wordpress.com, 2009).

Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian (http://bokashi.com.au, 2009).

Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman (http://www.agroorganik.co.cc, 2009).






















KESIMPULAN

1. Bokashi adalah metode pengomposan efektif.
2. Ada tiga tipe utama tanaman ercis dan produk yang dipanennya, yaitu ; tanaman yang menghasilkan biji muda tetapi telah berkembang sempurna dan sukulen, tanaman yang menghasilkan polong muda, sukulen yang dapat dimakan, dan biji serta tanaman yang menghasilkan biji yang tumbuh sempurna, matang, dan kering.
3. Ada tujuh jenis bokashi yaitu; bokashi padat, bokashi cair, fermentasi ekstak tanaman, EM aktif, fermentasi sari buah, fermentasi kaldu ikan, dan EM-5.
4. Teknik-teknik aplikasi bokashi terdiri dari dua garis besar yaitu: penyiapan lahan dan persiapan bibit.
5. Manfaat aplikasi pupuk bokashi adalah sebagai berikut: memperbaiki struktur tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah, mengoptimumkan bahan sedia dan keseimbangan unsur mineral tanah, melalui pengikatan nitrogen, penyerapan mineral, penambahan dan baja dari hasil usaha tani, mengurangi kehilangan hasil tani akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan kikisan dan mengurangi kehilangan hasil tani akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha pencegahan melalui perlakuan yang baik



DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, B.E. 2006. Ilmu Tanah. USU Press. Medan
http://alamasastaniorganik.wordpress.com/2007/08/16/baja-organik/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://bokashi.com.au/Bokashi-Instructions.htm#Wiki1. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://en.wikipedia.org/wiki/Bokashi_composting. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://www.agroorganik.co.cc/2009/08/em-4-untuk-pupuk-organik.html. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak_pandeglang/artikel_12.htm. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://www.em4indonesia.com/aplikasi/aplikasi-em-pada-pertanian. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?keywords=Pisum+sativum&do_search=Search+Now. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009
Lakitan, Benyamin. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya, dan Pasca Panen.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Rubatzky, V.E. dan Mas Yamaguchi. 1998. Saturan Dunia Prinsip, Produksi, dan Gizi. Jilid Kedua. Penerbit ITB. Bandung
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment please...