Laman

Minggu, 21 Maret 2010

bertanam rambutan (Nephelium lappaceum) di dalam pot

BERTANAM RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DI DALAM POT


PAPER



OLEH:

JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP - AGRONOMI
10




















LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN BUAH
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010


BERTANAM RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DI DALAM POT


PAPER


OLEH:

JUNITA SINAMBELA/070301054
BDP - AGRONOMI
10




Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Agronomi Tanaman Buah Departemen Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan



Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor



(Adinda Khairani)
NIM. 060301044



LABORATORIUM AGRONOMI TANAMAN BUAH
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Bertanam Rambutan (Nephelium lappaceum L.) di dalam Pot”. Paper ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Buah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Agronomi Tanaman Buah yaitu Ir. Asil Barus, MS, Ir. Jasmani Ginting, MP, Ir. Rosita Sipayung, MP, dan Ferry Esra Sitepu, SP, MP serta para asisten Laboratorium Agronomi Tanaman Buah yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari paper ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2010


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 2
Kegunaan Penulisan 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman 3
Syarat Tumbuh 5
Iklim 5
Tanah 6

BERTANAM RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DI DALAM POT
Penyediaan Bahan Tanam 7
Penanaman 8
Pemeliharaan 9
Perbedaan Penanaman di Pot dan di Lapang 11
Kriteria Tanaman Buah di dalam Pot 11

KESIMPULAN 13

DAFTAR PUSTAKA


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan tanaman asli Indonesia. Penampilannya khas karena memiliki rambut yang tidak dimiliki jenis tanaman lainnya. Selain itu, rasanya juga khas, manis menyegarkan. Tidak heran bila hampir di semua daerah di Indonesia tanaman ini banyak ditanam. Akhir-akhir ini ekspor buah rambutan baik segar maupun yang sudah dikalengkan menunjukkan prospek yang sangat cerah (Nazaruddin dan Fauziah, 1994).

Kandungan gizi yang terkandung dalam dagin buah rambutan cukup bagus. Dari 100 g daging buahnya diperkirakan mengandung air 82,9 g; protein 0,9 g; lemak 0,1 g; karbohidrat 14,5 g; serat 1,1 g; vitamin A 4 IU; vitamin C 31 mg; nilai energinya sebanyak 264 kJ untuk setiap 100 g daging buah (Ashari, 2006).

Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 22 jenis tanaman rambutan, tetapi hanya beberapa jenis yang disukai oleh masyarakat yaitu : Sinyonya, Aceh rapiah, Simacan, Binjai, dan Lebak bulus (Barus dan Syukri, 2008).

Buah rambutan yang dapat dimakan secara langsung atau segar itu merupakan buah yang sangat baik sebagai sumber vitamin C. Selain dimakan segar, buah rambutan juga bisa diolah untuk campuran koktail, manisan, sirup buah rambutan, dll. Pengolahan buah rambutan sangat diperlukan, terutama untuk menghindari kemubaziran pada waktu musimnya serta mengusahakan agar buah rambutan dapat tetap ada di pasaran sehingga dapat dinikmati sepanjang tahun (Mahisworo dkk., 1998).

Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultura berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis (http://www.iptek.net.id, 2010).

Tujuan Percobaan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui penanaman rambutan (Nephelium lappaceum L.) di dalam pot.

Kegunaan Percobaan

 Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agronomi Tanaman Buah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
 Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.





TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Berdasarkan http://id.wikipedia.org (2010) taksonomi tanaman rambutan adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae Divisio : Angiospermae Sub divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium lappaceum L.

Sistem perakaran tanaman rambutan adalah sistem akar tunggang dengan sistem perakaran yang luas. Akarnya menopang tajuk dengan kuat dan tidak mudah goyah (Nazaruddin dan Fauziah, 1994).

Secara umum tanaman rambutan mampu mencapai ketinggian antara 15-25 meter dengan bentuk batang lurus dan memiliki cabang yang banyak. Pada pangkal batang berdiameter antara 40-60 cm, kulit batang berwarna abu-abu kecokelatan. Bentuk percabangan tidak teratur dan rapat (Mahisworo dkk., 1998).

Tanaman rambutan tergolong berdaun majemuk, bertangkai daun dan kedudukan berhadap-hadapan dengan jumlah anak daun 2-8 lembar. Tulang daun berwarna cokelat kemerahan dan terjadi penebalan di bagian dasar. Daun-daun muda dilindungi bulu-bulu yang halus serta lunak, setelah dewasa bulu tersebut hilang. Anak daun bentuknya elips, lonjong atau bulat telur, meruncing di bagian ujung, bertangkai pendek (4-10 mm) dengan kedudukan bersilangan. Daun berwarna hijau kekuningan, hijau gelap, atau hijau laut.Ukuran laut adalah dengan panjang antara 5-20 cm dan lebar 2,5-4 cm (Barus dan Syukri, 2008).

Malai bunga tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung ranting tegak. Panjang malai bunga berkisar antara 15-20 cm, bertandan dan berbau agak harum. Bunganya kecil, bulat, berwarna hijau kekuningan, dan berbulu halus. Bunga jantan dan betina dalam satu malai biasanya terpisah. Tak jarang pula ditemukan tanaman rambutan yang berbunga jantan atau betina saja (Mahisworo dkk., 1998).

Buah rambutan bentuknya bulat atau lonjong dan berwarna hijau, merah, kuning, atau jingga dengan ukuran panjang 3,5-8 cm dan diameter 2-3 cm. Pada permukaan buah terdapat rambut-rambut yang lunak dan meruncing pada bagian ujungnya disertai warna merah atau kuning. Daging buah berwarna putih transparan, berair, dan melekat pada kulit biji (Barus dan Syukri, 2008).

Biji rambuan keras, panjang antara2,5-3,5 cm dengan diameter 1-1,5 cm. Kulit bijinya tebal dan keras. Kulit biji mudah sampai sukar terkelupas dari kotiledon (Mahisworo dkk., 1998).






Syarat Tumbuh

Iklim

Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30- 500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya (http://www.plantamor.com, 2010).

Curah hujan yang dikehendaki oleh tanaman ini berkisar antara 1.500-2.500 mm dan merata sepanjang tahun. Untuk merangsang proses pembungaan tanaman rambutan membutuhkan adanya musim kering selama lebih kurang 3 bulan (Barus dan Syukri, 2008).

Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan (http://www.iptek.net.id, 2010).

Tanaman rambutan menghendaki tempat terbuka (sinar matahari langsung), terutama pada saat terjadinya proses pembesaran buah. Pada saat tersebut apabila kekurangan cahaya akan menyebabkan buah yang dihasilkan akan bermutu rendah, seperti daging buah yang rasanya hambar (Barus dan Syukri, 2008).

Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25˚C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes) (http://www.plantamor.com, 2010).

Tanah

Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (Ph) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang ada (Barus dan Syukri, 2008).
Tanaman rambutan dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah, tetapi tanah yang ideal adalah tanah liat berpasir, gembur dan subur. Tanaman rambutan tidak tahan hidup pada tanah yang keadaan air tanahnya dangkal dan menggenang. Oleh karena itu dalam budidaya secara komersil perlu dijaga kelembaban tanah, dengan cara melakukan sistem pengairan yang baik (http://www.iptek.net.id, 2010).


BERTANAM RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) DI DALAM POT

Penyediaan Bahan Tanam

Biasanya, wadah tanam tabulampot adalah pot dari tanah liat. Ukurannya tergantung kondisi bibit yang hendak ditanam. Misalnya, untuk bibit setinggi 50 cm, bisa digunakan pot berdiameter 30 cm. Namun, untuk tabulampot rambutan, sebaiknya gunakan wadah tanam berupa drum. Ukuran drum sebaiknya agak besar, sebab ukuran bibitnya juga agak besar biasa digunakan drum. Drum ini harus diberi lubang-lubang kecil di bagian dasarnya, kemudian diberi ganjalan berupa batu bata atau batako, sehingga pembuangan air penyiraman lancar. Bahan tanaman yang kedua adalah media tanam. Media biasanya dibuat dari campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 1 : 2. Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Masih ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Dan bahan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bibit tanaman. Bibit tanaman dapat berasal dari perbanyakan generatif maupun vegetatif, tetapi yang umum dipakai untuk tabulampot adalah bibit vegetatif. Untuk rambutan yang paling banyak digunakan adalah bibit hasil pengcangkokan atau okulasi. (http://tabulampot.wordpress.com, 2010).



Penanaman

Untuk memulai penanaman maka hal yang yang lebih dahulu kita lakukan adalah mengisi pot (drum) dengan media yang telah disiapkan. Berikut langkah-langkahnya:
 Masukkan pecahan batu bata ke dasar drum hingga mencapai seperempat bagian
drum.
 Di atas lapisan batu bata, isikan selapis ijuk atau humus atau daun-daun kering.
 Masukkan pupuk kandang hingga mencapai 2 cm di bawah bibir drum.
 Siram hingga cukup basah.
Sedangkan untuk menanam bibit ke dalam pot dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siram media tanam dalam polybag, lalu sobek, dan keluarkan bibit bersama tanahnya (untuk bibit okulasi/budding). Sedangkan untuk tanaman dari cangkok yaitu potong dahan atau cabang yang dicangkok dan pembungkus cukup dibiarkan saja. Bila akar, daun, dan cabang tampak panjang, sebaiknya dipangkas.
2. Gali media dalam drum membentuk lubang. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran perakaran bibit rambutan.
3. Tambahkan pupuk NPK, dengan perbandingan 15 : 15 : 15, sebanyak 100 gram, lalu aduk-aduk hingga merata.
4. Masukkan bibit ke lubang dalam drum. Pelan-pelan, tekan tanah pada bagian pangkal bibit pelan-pelan.
5. Siram sampai cukup basah.
6. Untuk sementara waktu, beri tutup kantung plastik transparan dan letakkan di tempat yang teduh. Jika sudah tumbuh tunas-tunas baru, singkirkan tutup. (http://infokebun.wordpress.com, 2010).


Pemeliharaan

Penyiraman
Di musim kemarau, penyiraman sangat perlu. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam, dan baru esoknya disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar.

Penggemburan

Untuk tabulampot atau tanaman di dalam pot lainnya usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya.

Pemupukan

Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.
Pemangkasan

Pemangkasan tabulampot rambutan di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75 – 100 cm dari permukaan drum. Cara pemangkasan adalah, untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Nah, dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnya dilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan demikian pula pestisida dan insektisida.

Pemeliharaan Lain

Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNOƒ (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNOƒ dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.
(http://tabulampot.wordpress.com, 2010).

Perbedaan Penanaman di dalam Pot dan di Lapang

Untuk penanaman tanaman buah dalam pot secara umum digunakan bibit hasil perbanyakan generatif dan vegetatif. Sedangkan untuk penanaman di dalam pot umumnya berasal dari perbanyakan vegetatif yaitu cangkok dan okulasi (sambung). Hal ini disebabkan untuk penanaman di dalam pot diperlukan kondisi tanaman yang mini (lebih kecil dari pohon yang berasal dari biji dan ditanam di lapang). Sinergi dengan hal diatas, tanaman rambutan yang ditanam di dalam pot cenderung lebih cepat berproduksi (berbuah) daripada ditanam di lapang. Hal ini disebabkan baik oleh karena asal perbanyakannya maupun karena tanaman di dalam pot lebih mudah diatur dan dikondisikan iklim mikronya. Keuntungan lain yang diperoleh dari penanaman di dalam pot adalah dapat ditanam pada lahan yang terbatas, bahkan pada pekarangan rumah yang sempit dan disemen. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) kita dapat sedemikian rupa diletakkan dan ditata di sela-sela tanaman hias atau di pinggiran teras rumah. Di samping keunggulan-keunggulan tabulampot rambutan di atas, ada satu kelemahan nyata dari sistem pertanaman ini yaitu sistem perakaran sempit dan terbatas dan kurang toleran terhadap serangan hama dan penyakit.(http://www.iptek.net.id, 2010).






Kriteria Tanaman Buah di dalam Pot

Tanaman buah dari kelas monokotil biasanya tidak dapat ditanam di dalam pot. Tabulampot didominasi oleh tanaman-tanaman dari kelas dikotil. Hal ini dapat dimengerti karena tanaman buah monokotil seperti pisang (Musa paradisiaca L.) dan nenas (Ananas comusus L.) biasanya memperbanyak diri dengan tunas atau anakan. Kriteria lain dari tabulampot adalah termasuk dalam golongan tanaman pohon. Untuk jenis tanaman buah golongan semak/terna atau atau tanaman buah yang merambat tidak efisien untuk ditanam di dalam pot. Penggunaan bibit tanaman dari perbanyakan umum dilakukan untuk tabulampot tetapi tidak mutlak. Dengan bibit vegetatif, ukuran pohon secara fisik dan kecepatan produksi merupakan keuntungan yang didapatkan (http://www.iptek.net.id, 2010).












KESIMPULAN

1. Rambutan adalah tanaman buah tropis yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan.
2. Penyediaan bahan tanam meliputi penyediaan wadah tanam, media tanam, dan bibit tanaman.
3. Aspek budidaya bertanam rambutan dalam pot meliputi: penyediaan bahan tanam, penanaman, dan pemeliharaan yang terdiri dari: penyiraman, penggemburan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemeliharaan lain.
4. Perbedaan penanaman rambutan (Nephelium lappaceum L.) di dalam pot dan di lapang terletak pada bibit tanaman yang digunakan, kecepatan berproduksi tanaman, dan efisiensi tempat, serta perbedaan dari system perakaran (morfologis) dan toleransi terhadap hama dan penyakit.
5. Kriteria tabulampot ada 3 yaitu: tanaman kelas Monocotyledoneae, golongan tanaman pohon, serta diperbanyak secara vegetatif (walaupun tidak mutlak).








DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Barus, A. dan Syukri. 2008. Agroekoteknologi Tanaman Buah-Buahan. USU Press. Medan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rambutan. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010.
http://infokebun.wordpress.com/2008/07/24/tanaman-buah-dalam-pottambulapot/. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010.

http://tabulampot.wordpress.com/2007/01/05/rambutan-sarat-buah-meski-dalam- pot/. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010.

http://www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010.
http://www.plantamor.com. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010.
Mahisworo, Kusno S., dan Agustines A. 1998. Bertanam Rambutan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nazaruddin dan Fauziah M. 1994. Buah Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.